Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengungkapkan kemacetan di kawasan Tanah Abang berkurang sejak penataan baru yang telah diterapkan.
Dalam data yang dipaparkan dari Jakarta Smart City tersebut, tercatat ada penurunan laporan kemacetan.
Baca Juga
"Ada penurunan dari laporan kemacetan," ujar Sandi saat persentasi di hadapan awak media di Ruang Pantau Jakarta Smart City, Balai Kota, Jumat 29 Desember 2017.
Advertisement
Dalam persentasinya dihadapan awak media, Sandi menunjukkan foto sebelum dan sesudah penataan Jalan Jatibaru Raya, depan Stasiun Tanah Abang.
Foto di sebelah kiri menunjukkan kesemrawutan Tanah Abang saat angkutan umum masih bisa melintas di depan Stasiun Tanah Abang. Sedangkan gambar di sebelah kanan menampilkan Jalan Jatibaru Raya dihiasi barisan tenda merah dan biru serta bersih dari kendaraan selain Transjakarta.
"Ini pola penataan yang sebenarnya bukan penutupan tapi ini adalah rekayasa lalu lintas. Yang jadi dasar pemikiran kita adalah bahwa ini rekayasa lalu lintas yang mirip car free day atau pembatasan ganjil genap dan sebagainya," tutur Sandi.
Data yang merupakan pengembangan dari laporan kemacetan Jakarta di aplikasi Waze itu menampilkan penurunan kemacetan sebanyak 56 persen. Namun Sandi mengaku data tersebut belum valid. Hal ini dikarenakan data diambil saat masa liburan sekolah.
"Jadi untuk yang mendukung di sosmed yang mendukung bahwa langkah brilian Anies-Sandi, jangan senang dulu. Jangan euforia dulu," pesan Sandi.
Jalan Rusak
Sandi tetap tak menampik jika kemacetan tetap terjadi di kawasan Tanah Abang. Namun dirinya mengungkapkan penyebab kemacetan Tanah Abang salah satunya karena jalanan yang rusak. Ia menyebut laporan jalan rusak pun mengalami peningkatan.
"Untuk jumlah laporan gangguan jalan untuk seluruh kategori ada tentunya peningkatan tertinggi di jalan rusak. Jadi memang bukan karena penataan tapi karena ada jalan yang rusak, ada yang di dalam taraf perbaikan. Jadi ini juga kami pantau karena belum tentu kemacetan itu lahir karena kami melakukan penataan tapi memang karena jalannya sedang dalam perbaikan," kata Sandi.
Kendati data belum valid, Sandi ingin angka kemacetan di kawasan Tanah Abang bisa tetap turun. Dengan adanya pengintegrasian moda transportasi di Tanah Abang seperti Transjakarta dan LRT yang akan menyusul, Sandi berharap masyarakat dapat mengubah kebiasaan untuk mulai menumpangi transportasi umum menuju Tanah Abang.
"Saya berharap bahwa sesuai dengan studi kita sebelumnya bahwa trafficnya itu akan terevaporasi dengan sendirinya begitu masyarakat mulai melihat. Tentunya kebutuhan bahwa ke Tanah Abang itu tak perlu gunakan kendaraan pribadi sendiri tapi harus menggunakan transportasi masal, transportasi umum," imbuh Sandi.
Ada tujuh Key Performance Indicators (KPI) dari penataan kawasan Tanah Abang yaitu (1) trotoar bebas dari PKL; (2) pendapatan 372 pedagang PKL meningkat dari sebelumnya; (3) jaminan layanan shuttle bus; (4) kinerja lalu lintas meningkat; (5) ojek online dan ojek pangkalan tersentralisasi pada tempat yang disediakan; (6) angkutan umum berhenti di tempat yang disediakan; (7) jaminan kebersihan lokasi.
Â
Advertisement