Ketua MUI: Kapolri Tidak Kecilkan Peran Ormas Islam

Ketua MUI Ma'ruf Amin menjelaskan konteks pidato Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang menjadi polemik.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 31 Jan 2018, 16:37 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2018, 16:37 WIB
20161013-Penyataan-MUI-HEL
Ketua Umum MUI Pusat, Maruf Amin memberi keterangan terkait polemik ucapan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama di Jakarta, Kamis (13/10). Ia meminta masyarakat tetap tenang menyikapi hal tersebut. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin mengatakan pidato Kapolri Jenderal Tito Karnavian tidak bermaksud menafikan organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam di luar Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Penjelasan itu ia sampaikan menyusul polemik video pidato Tito yang viral di media sosial.

"Tidak ada maksud itu untuk menafikan ormas peran ormas-ormas yang lain. Tidak dalam bahwa yang lain tidak berjasa di negara republik ini," ujar Ma'ruf di Balai Kartini Jakarta Selatan, Rabu (31/1/2018).

Menurut dia, pidato Tito saat itu membahas upaya menghadapi isu radikalisme dan isu khilafah. Isu radikalisme memang sedang kencang-kencangnya pada awal 2017.

Tito, menurut Ma'ruf, menilai ada ormas yang tegas melawan kelompok-kelompok semacam itu. NU dan Muhammadiyah adalah beberapa contoh yang konsisten.

"Jadi (Kapolri) merasa bahwa NU dan Muhammadiyah-lah yang konsisten terus dalam rangka membela Pancasila dan negara tanpa bermaksud menafikan peran ormas," jelas Ma'ruf.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Isi Pidato Kapolri

Refleksi Akhir Tahun 2017, Kapolri Tito Karnavian Laporkan Kinerja Polri
Kapolri Jenderal Tito Karnavian memberi pemaparan saat refleksi akhir Tahun 2017 di Ruang Ruppattama Mabes Polri Jakarta, Jumat (29/12). Dalam refklesi akhir tahun, Kapolri menjelaskan kinerja kepolisian selama 1 tahun. (Liputan6.com/JohanTallo)

Berikut penggalan pidato Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang tersebar di media sosial dan memicu polemik:

Perintah saya melalui video conference minggu lalu, 2 minggu lalu saat Rapim Polri, semua pimpinan Polri hadir, saya sampaikan tegas menghadapi situasi saat ini, perkuat NU dan Muhammadiyah. Dukung mereka maksimal.

(suara tepuk tangan).

Semua Kapolda saya wajibkan membangun hubungan dengan NU dan Muhammadiyah tingkat provinsi. Semua kapolres wajib untuk membuat kegiatan-kegiatan untuk memperkuat para pengurus cabang di tingkat kabupaten-kota.

Para kapolsek wajib, di tingkat kecamatan, bersinergi dengan NU dan Muhammadiyah. Jangan dengan yang lain.

(tepuk tangan hadirin)

Dengan yang lain itu nomor sekian. Mereka bukan pendiri negara, mau merontokan negara malah iya.

Tapi yang konsisten dari awal sampai hari ini itu adalah NU dan Muhammadiyah. Termasuk hubungan. Kami berharap hubungan NU dan Muhammadiyah juga bisa saling kompak satu sama lainnya.

Boleh beda-beda pendapat, tapi sekali lagi kalau sudah bicara NKRI, mohon, kami mohon dengan hormat, kami betul-betul titip kami juga sebagai umat muslim, harapan kami hanya kepada dua organisasi besar ini.

Selagi NU dan Muhammadiyah itu menjadi panutan semua umat Islam Indonesia, kita yakin negara kita tidak akan pecah seperti Siria, Irak, Libia, Mesir, tidak akan bergolak. Karena dua tiang ini jelas, ideologinya jelas, sangat pro-Pancasila.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya