Polemik UN Matematika Sulit, KPAI Tuding Terjadi Malapraktik Pendidikan

KPAI menilai mengujikan siswa dengan soal yang tidak pernah diajarkan selama sekolah merupakan tindakan malapraktik di bidang pendidikan.

oleh Jennar Kiansantang diperbarui 18 Apr 2018, 09:05 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2018, 09:05 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) prihatin dengan sulitnya mata pelajaran Matematika yang diujikan dalam Ujian Nasional (UN) tingkat SMA beberapa waktu lalu. Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) mengaku, soal dalam UN SMA memang sengaja dibuat sulit untuk menyesuaikan standar internasional.

Seperti ditayangkan Liputan6 Pagi SCTV, Rabu (18/4/2018), KPAI menilai, mengujikan siswa dengan soal yang tidak pernah diajarkan selama sekolah merupakan tindakan malapraktik di bidang pendidikan.

"Kalau di dalam pendidikan, malpraktik dalam evaluasi tentu sangat merugikan siswa," kata Komisioner KPAI Retno Listyarti.

Terkait hal ini, KPAI berencana menemui Mendikbud serta Komisi X DPR RI.

Mendikbud mengaku soal UN SMA tahun ini memang dibuat lebih sulit dan termasuk dalam kategori High Order Thinking Skills (HOTS). Tujuannya adalah untuk menyesuaikan dengan standar internasional.

"Siswa-siswa kita harus betul-betul dipacu untuk belajar lebih keras untuk mengejar standar yang lebih tinggi. Saya tahu itu bisa bikin stres. Harus dipahami bahwa stres itu bagian dari pembelajaran," ujar Mendikbud Muhadjir Effendy.

Lebih lanjut, Mendikbud menyatakan soal-soal dengan pendekatan HOTS. Jumlahnya sekitar 20 persen dari total soal. Bahkan Mendikbud memastikan, soal kategori HOTS juga akan ada di UN tingkat SMP.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya