Liputan6.com, Jakarta - Gempa Donggala dan tsunami Palu pada Jumat, 28 September 2018 telah meluluhlantakkan kawasan tersebut. Bangunan rusak parah dan bahkan rata dengan tanah.
Korban gempa di Donggala, Sulteng, mencapai ratusan orang. Mereka masih belum dievakuasi dari sejumlah gedung yang ambruk.
Seperti di pusat perbelanjaan terbesar di Kota Palu, Mal Tatura di Jalan Emy Saelan, juga ambruk. Diduga masih ada puluhan hingga seratusan orang yang terjebak dalam mal empat lantai yang dibangun 2006 itu.
Advertisement
Menurut salah seorang pegawai mal, para korban yang terjebak di dalam mal yang ambruk sebagian itu belum dievakuasi.
Sementara itu, di Rumah Sakit Budi Agung di Jalan Maluku, Palu, terdapat 14 jenazah yang dibawa dari Mal Tatura. Adapun seratusan orang yang terluka seperti patah kaki dan luka-luka masih berada di halaman rumah sakit. Sebagian ruang pasien belum ditangani secara medis karena belum adanya dokter.
Di tempat lain, seperti Hotel Roa-Roa yang berlantai delapan dan berada di Jalan Pattimura, juga rata dengan tanah. Hotel yang memiliki 80 kamar itu terdapat 76 kamar yang terisi oleh tamu hotel yang menginap.
Menurut sejumlah orang yang ditemui di hotel yang roboh itu, banyak korban gempa yang berada dalam reruntuhan gedung hotel.
Saksikan video menarik berikut ini:
Ratusan Penari Belum Diketahui
Di lokasi lain seperti di arena Festival Pesona Palu Nomoni, puluhan hingga seratusan orang pengisi acara, sebagian merupakan para penari, juga belum diketahui nasibnya, saat terjadi gelombang tsunami di pantai sekitar yang menyapu tempat acara festival tahunan itu.
Rumah Sakit Anutapura di Jalan Kangkung, Kamonji, Kota Palu, yang berlantai empat pun roboh. Banyak gedung, rumah, dan bangunan lainnya yang rusak di sekeliling kota.
Warga masyarakat juga terlihat masih panik dan masih mengungsi ke daerah-daerah yang lebih aman seperti ke dataran yang lebih tinggi.
Advertisement