Polri: Belum Ada Satu pun Jenazah Korban Lion Air yang Teridentifikasi

Dia menambahkan, proses identifikasi terkendala oleh kondisi jenazah para korban Lion Air JT 610.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Okt 2018, 19:54 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2018, 19:54 WIB
Dua Kantong Jenazah Korban Lion Air Jatuh Tiba di RS Polri
Petugas memindahkan kantong jenazah dari ambulans ke RS Polri, Kramat Jati, Jakarta, Selasa (30/10). Dua kantong jenazah kembali tiba di RS Polri pascakecelakaan pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 24 kantong jenazah korban Lion Air JT 610 diterima tim DVI (Disaster Victim Identification) Polri. Namun dari jenazah tersebut, Polri belum dapat mengidentifikasinya.

"Hari ini belum bisa identifikasi satu pun korban dari 24 kantung jenazah yang kita terima sampai siang tadi," kata Kapusdokkes Polri Brigjen Arthur Tampi dalam konferensi pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta, Selasa (30/10/2018).

Dia menambahkan, proses identifikasi terkendala oleh kondisi jenazah korban Lion Air JT 610. Polri menerima kantong jenazah yang berisi bagian tubuh para korban.

"Karena kondisi yang kita terima adalah body part. Memang ada beberapa ciri spesifik tapi kita belum bisa merilis itu data antemortem ada beberapa keterangan keluarga yang mempunyai keluarga ciri yang sama," jelas dia.

Dia menambahkan, hasil identifikasi korban Lion Air bisa diketahui dalam beberapa waktu ke depan. "Paling cepat 4 sampai 8 hari hasil DNA," ucap Arthur.

Dia mengungkapkan, pihaknya sudah memiliki data antemortem sebanyak 185. Dari jumlah itu, sebanyak 147 sudah diambil data DNA. "Saat ini sedang rekonsiliasi," ujar Arthur.

 

Reporter: Yuniat Amalia

Sumber: Merdeka.com

Terjebak di Bodi Pesawat

Pencarian Lion Air JT 160 di Hari Kedua
Tim SAR mengevakuasi barang korban dan puing pesawat Lion Air JT 610 saat pencarian hari kedua di laut utara Karawang, Jawa Barat, Selasa (30/10). Pencarian korban Lion Air dilakukan dengan menyisiri Pantai Tanjung Pakis. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Kepala Basarnas Marsekal Madya Muhammad Syaugi menyatakan, tim SAR gabungan memperluas wilayah pencarian pesawat Lion Air yang jatuh di Perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat.

"Oh iya kami perluas dari sebelumnya 5 nautical mile. Sekarang areal pencarian diperluas 10 nautical mile," kata Syaugi, Jakarta, Selasa (30/10/2018).

Untuk mempercepat pencarian korban dan badan pesawat Lion Air bernomor penerbangan JT 610 itu, tim SAR gabungan menggunakan alat canggih bernama Multibeam Echo Sounder. Alat ini berfungsi untuk melihat objek di dasar laut.

"Apakah ada logam besar dengan scanning yang cukup luas. Ini alat pernah dipergunakan dalam pencarian korban KM Sinar Bangun di Medan," ucap Syaugi.

Dia berharap penggunaan alat tersebut dapat menemukan badan pesawat. Sebab, dia menduga banyak korban masih terjebak di pesawat Lion Air yang jatuh itu.

"Kalau korban diatas permukaan sudah kita temukan semua. Kenapa kita cari main body karena kita berharap masih banyak yg ada disitu. kalau itu sudah ditemukan pasti lebih banyak lagi. Mudah-mudahan hari ini ada titik temu, sehingga kita bisa melakukan penyelaman harapan kami korban bisa ditemukan seluruhnya," ujar Syaugi.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya