Menhan: Dari 31.500 Pejuang ISIS, 700 Orang Indonesia

Menhan pun menyebut, 700 warga Indonesia yang bergabung ke ISIS sebagai orang bodoh.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 08 Nov 2018, 14:33 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2018, 14:33 WIB
Bahas Anggaran 2019, Menhan Raker Dengan Komisi I DPR
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu saat megikuti Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/10). Raker tersebut membahas anggaran pertahanan untuk Tahun Anggaran 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengungkapkan, dari 31.500 pejuang ISIS asing, 700 pejuang berasal dari Indonesia. Hal ini disampaikannya, dalam Seminar Indo Defence Kementerian Pertahanan tentang Ensuring Regional Stability Through Cooperation on Counter Terrorism.

"Berdasarkan data Intelijen ada sekitar 31.500 Pejuang ISIS asing yang bergabung di Syria dan Irak, dari jumlah tersebut 800 berasal dari Asia Tenggara dan di antaranya, 700 dari Indonesia," ucap Ryamizard di Jakarta, Kamis (8/11/2018).

Dia menuturkan, inilah bentuk ancaman generasi ketiga. Padahal, ISIS merupakan buah dari konflik politik domestik Suriah dan Irak. Tidak ada kegiatannya sama sekali dengan keagamaan.

"Supaya keren, dan banyak temannya dia ngaku Islam, agar seluruh dunia bantu dia. Bajingan saya katakan. Bajingan, merusak Islam," ungkap Ryamizard.

Dia pun menyebut, 700 Indonesia yang bergabung ke ISIS itu sebagai orang bodoh.

"Mereka bodoh-bodoh yang bergabung. Bahkan kalau tidak salah dari laporan ada 70 orang Indonesia itu ditangkap di Filipina," Ryamizard menjelaskan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Terorisme Berevolusi

Bahas Anggaran 2019, Menhan Raker Dengan Komisi I DPR
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu bersiap megikuti Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/10). Raker tersebut membahas anggaran pertahanan untuk Tahun Anggaran 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dia juga menjelaskan gerakan terorisme ini terus berevolusi. Agar tidak mudah dideteksi oleh aparat keamanan.

"Seperti yang terjadi di Indonesia belakangan ini. Dimana kelompok ISIS ini menggunakan modus baru. Dimana teroris menggunakan satu keluarga di Surabaya. Sekali lagi mereka bukan Islam, saya malu. Kita harus berantas teroris itu," kata Ryamizard.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya