Megawati Heran Belum Pensiun dari Politik, padahal Sudah Minta Diganti

Sebagai politikus perempuan paling senior, Megawati merasa kesepian karena jumlah keikutsertaan perempuan dalam politik masih rendah.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Nov 2018, 19:45 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2018, 19:45 WIB
Megawati Beri Wejangan Caleg untuk Menangkan Jokowi - Ma'ruf
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberi pembekalan kepada calon anggota legislatif PDIP di DPP PDIP, Jakarta, Kamis (15/11). Para kader digembleng dari aspek ideologi Pancasila, sejarah hingga strategi pemenangan pemilu. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri heran tak ada yang menggantikan dirinya sebagai pimpinan partai. Padahal, dia menyatakan sudah ingin pensiun dari dunia politik.

"Saya jadi ketum partai yang paling senior. Sudah sekian lama belum diganti-ganti, padahal saya sudah lama berharap diganti, karena umur saya yang sudah plus 17," kata Megawati saat mengisi sekolah kepartaian di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis (15/11/2018).

Sebagai politikus perempuan paling senior, Megawati merasa kesepian. Apalagi jumlah keikutsertaan perempuan dalam politik masih rendah. Bahkan, di Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di mana dia menjabat sebagai ketua dewan pengarah, Megawati satu-satunya perempuan.

"Mulai saya hitung, perempuannya ada berapa, ya. Biasanya justru saya lalu tahu bahwa saya the only one perempuan yang ada. Jadi, saya makin hari makin kesal pada diri saya sendiri, apa salahnya dengan saya dan perempuan Indonesia? Mengapa mereka ini tidak mau jadi tokoh politik seperti saya," tanya Megawati.

Dia pun tidak menyangka karier politiknya sangat panjang. Bahkan, telah memuncaki posisi politik tertinggi sebagai Presiden Kelima RI. Saat ini pun dia disebut sebagai tokoh nasional.

"Karena kalau saya lihat negara kita yang sekarang berumur 73 tahun itu mengapa tidak semaju seperti negara-negara yang dulunya mungkin masih di belakang Indonesia," ucap Megawati.

Di sisi lain, Megawati juga curhat soal isu komunis yang masih dimunculkan di tahun politik. Dia mengaku masih ada saja orang-orang yang menuduhnya sebagai anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) yang telah dilarang.

Tuduhan selalu muncul ketika Presiden ke-5 RI itu membicarakan tentang Tiongkok. Bicara sedikit saja langsung dianggap komunis.

"Kalau saya bicara yang namanya Tiongkok, saya selalu dikatakan Bu Mega orang PKI," ujar Megawati.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 


Tidak Paham Komunis

Megawati heran bisa-bisanya orang menuduhnya tanpa dasar yang jelas. Putri Proklamator RI itu yakin, jika ditanyakan soal masalah komunis, pihak yang menuduhnya itu sama sekali tidak paham apa yang dibicarakan.

"Sebenarnya ini menjadi pertanyaan saya, orang ini mengerti atau tidak? Asal menyebut saja," ucapnya.

Megawati juga curhat ujaran kebencian yang menyerang dirinya. Misal, salah seorang penceramah di media sosial menyumpahi agar dirinya mati.

"Kenapa orang ini benci sama saya ya, saya tidak kenal dengan orang itu, dia pasti tidak kenal saya kenapa dia suruh saya mati ya," pungkas Mega.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya