Liputan6.com, Yogyakarta - Inovasi sederhana dalam kaus lampu petromaks telah terbukti sebagai salah satu penemuan paling tangguh dalam sejarah penerangan. Di tengah era lampu LED dan teknologi modern, ketahanan kaus lampu petromaks terhadap suhu pembakaran ekstrem masih menjadi fenomena bagi para peneliti.
Mengutip dari berbagai sumber, rahasia ketahanan kaus lampu petromaks terletak pada komposisi bahannya. Material utama kaus ini merupakan perpaduan oksida logam tahan panas, dengan kandungan utama berupa oksida thorium dan oksida serium.
Kedua bahan ini memiliki karakteristik khusus yang membuat kaus tetap utuh meski terpapar suhu tinggi secara terus-menerus. Oksida thorium dan oksida serium memiliki titik leleh yang sangat tinggi, jauh melampaui suhu operasional lampu petromaks.
Advertisement
Baca Juga
Titik leleh oksida thorium mencapai 3.300 derajat Celsius. Sementara suhu pembakaran dalam lampu petromaks hanya berkisar antara 800 hingga 1.500 derajat Celsius.
Perbedaan inilah yang menjadi faktor utama mengapa kaus lampu tidak hancur saat digunakan. Struktur kaus lampu petromaks juga dirancang dengan teknologi yang mendukung ketahanannya.
Rangka kaus yang sangat ringan dan berpori membuat aliran gas pembakaran melewatinya tanpa merusak struktur dasar oksida logam. Pori-pori ini berfungsi seperti ventilasi mikro yang membantu mendistribusikan panas secara merata.
Proses manufaktur kaus lampu petromaks melibatkan teknik khusus. Bahan dasar berupa kain katun direndam dalam larutan yang mengandung garam thorium dan serium.
Setelah dikeringkan, kain ini kemudian dibakar dalam suhu tinggi. Proses pembakaran ini menghilangkan material organik dari kain dan menyisakan kerangka oksida logam yang sangat tahan panas.
Ketika lampu petromaks menyala, proses pembakaran bahan bakar minyak tanah menghasilkan gas yang mengalir melalui kaus lampu. Gas ini kemudian terbakar di permukaan kaus dan menghasilkan cahaya putih terang. Meski terus-menerus terpapar api, struktur oksida logam dalam kaus tetap stabil berkat sifat kimia dan fisikanya.
Penulis: Ade Yofi Faidzun