BNPB: Korban Longsor di Cisolok Sukabumi Akan Direlokasi

Menurut Sutopo, pemerintah tak akan kembali membangun rumah yang rusak akibat longsor

oleh Fachrur Rozie diperbarui 02 Jan 2019, 18:13 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2019, 18:13 WIB
Penampakan Longsor Dusun Cimapag yang Rata dengan Tanah
Tim SAR dibantu warga sekitar berusaha mencari orang yang tertimbun longsor di Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, Selasa (1/1). Longsor menerjang satu dusun jelang malam tahun baru pukul 17.00 WIB. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebut sebanyak 30 rumah hancur akibat longsor di Kabupaten Sukabumi Jawa barat. 

"30 rumah yang dihuni oleh 32 kepala keluarga rusak akibat longsor," ujar Sutopo dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Rabu (2/1/2018).

Menurut Sutopo, pemerintah tak akan kembali membangun rumah yang rusak akibat longsor yang terjadi di Kampung Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok tersebut.

Menurut dia, langkah pemerintah lebih konkret, yaitu dengan merelokasi dan membangunkan rumah di lokasi yang lebih aman.

"Mereka akan direlokasi, rumah tidak akan dibangun kembali di sana, dan akan dicarikan tempat yang lebih aman," kata dia.

Namun hingga kini lokasi tersebut masih dicari oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi.

"Pemda masih mencari lahan. Tentu masyarakat masih mau satu kelompok dan tidak jauh dari sawahnya," ucap dia.

 

Korban Meninggal 15 Orang

Sutopo mengatakan, sejauh ini korban meninggal dunia akibat longsor sebanyak 15 orang.

"11 sudah teridentifikasi sedangkan empat lainnya masih belum," ujar Sutopo.

Sedangkan korban selamat sebanyak 63 orang, luka-luka 3 orang, dan masih dalam pencarian sebanyak 20 orang. Menurut Sutopo, pencarian akan terus dilakukan hingga 6 Januari 2018.

"Masa tanggap darurat bencana di Sukabumi tujuh hari. Sejak 31 Desember 2018 hingga 6 Januari 2019," kata dia.

Sutopo mengatakan, saat longsor terjadi, intensitas curah hujan di wilayah tersebut sedang. "Saat kejadian, hujan ringan 16,7 mm/perhari," kata dia.

Selain itu, wilayah yang terjadi longsor lantaran fungsinya sudah dialihkan oleh masyarakat setempat. Menurut Sutopo, wilayah tersebut sejatinya adalah kawasan konservasi bukan budi daya.

"Penyebab hujan, kemudian kemiringan lereng dan terjal lebih dari 30 persen. Tanah bersifat poros artinya mudah menyerap air. Gembur mudah sekali Longsor," ucap dia.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya