3 Kisah Menegangkan saat Banjir Sulsel Menerjang

Terjangan banjir yang datang begitu cepat membuat warga tidak sempat menyelamatkan barang berharga dari rumah.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 25 Jan 2019, 19:06 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2019, 19:06 WIB
Banjir Sulsel
Hingga hari kedua, hujan lebat disertai angin kencang masih terjadi di beberapa Kabupaten di Sulawesi Selatan. (Liputan6.com/ Eka Hakim)

Liputan6.com, Makassar - Hujan yang tak kunjung henti mengguyur Sulawesi Selatan pada Senin 21 Januari hingga Selasa, 22 Januari 2019 mengakibatkan banjir di beberapa titik.

Parahnya, ada pula daerah yang terkena banjir bandang akibat hujan deras ini.

Di antaranya Kabupaten Jeneponto, Gowa, Maros, Soppeng, Barru, Wajo, Bantaeng, Pangkep dan Kota Makassar. Kabupaten Gowa merupakan kawasan terparah, karena wilayah tersebut lah yang dihadang banjir bandang.

Banjir bandang terjadi pada Selasa, 22 Januari 2019 hingga merenggut nyawa.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 30 orang meninggal dunia akibat banjir.

78 desa terdampak bencana di 52 kecamatan yang tersebar di 10 kabupaten kota yaitu Kabupaten Jeneponto, Maros, Gowa, Kota Makassar, Soppeng, Wajo, Barru, Pangkep, Sidrap dan Bantaeng.

Selain itu, terjangan banjir yang datang begitu cepat membuat warga Perumnas Antang Makassar, Sulawesi Selatan, tidak sempat menyelamatkan barang berharga dari rumah.

Berikut peristiwa-peristiwa yang cukup menegangkan saat terjadinya banjir di Sulsel dihimpun Liputan6.com:

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

1. Jembatan Ambruk

Jembatan penghubung desa di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa, Sulsel ambruk akibat derasnya air sungai Je'ne Lata (Liputan6.com/ Eka Hakim)
Jembatan penghubung desa di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa, Sulsel ambruk akibat derasnya air sungai Je'ne Lata (Liputan6.com/ Eka Hakim)

Salah satu jembatan penghubung antar desa di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan ambruk terempas derasnya air sungai Je'ne Lata, Selasa, 22 Januari 2019. Jembatan itu berada di Dusun Manyempa, Desa Moncongloe, Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa.

"Jembatannya ambruk akibat derasnya air sungai di bawahnya," kata Kapolres Gowa, AKBP Shinto Silitonga kepada Liputan6.com.

Kapolsek Manuju, Iptu Kasmawati mengatakan, ambruknya jembatan yang berpondasi beton tersebut diketahui terjadi pada pukul 11.00 Wita.

"Arus air sungai Je'ne Lata sangat deras sehingga membuat jembatan ambruk," kata Kasmawati.

 

2. Gunakan Jeriken Selamatkan Diri

Banjir Sulsel
Foto: Eka Hakim/ Liputan6.com

Beberapa orang korban banjir yang berdomisili di Blok 8 Perumnas Antang, Kecamatan Manggala, Makassar terpaksa memanfaatkan jeriken bekas sebagai pelampung agar bisa menyelamatkan diri di tengah banjir yang sudah mencapai atap rumah mereka.

"Selain ban dalam mobil bekas, ada juga yang pakai jerigen bekas yang penting bisa mengapung," kata Samsul, salah seorang warga blok 8 Antang, Rabu, 23 Januari 2019.

Upaya tersebut dilakukan warga agar bisa keluar dari genangan banjir yang makin tinggi.

"Sudah ada juga yang berhasil dievakuasi tim Basarnas. Yang belum mereka upayakan sendiri dengan cara demikian yang penting bisa keluar mencari bantuan," ujar Samsul.

 

3. Nenek Selamatkan Cucu

Nenek selamatkan cucu
Seorang nenek terlihat menggendong cucunya saat banjir bandang di Gowa, Sulawesi Selatan. (Instagram @anandadina)

Seorang nenek terlihat sedang menggendong anak kecil yang merupakan cucunya saat banjir badang menyapu Gowa. Sang nenek terlihat memeluk pohon untuk menjadi pegangannya.

Sedangkan sang cucu berada dalam dekapannya. Anak laki-laki itu juga terlihat memeluk erat neneknya. Ketinggian air nyaris menutupi wajah nenek.

Salah seorang pengguna Instagram @anandadina mengakui bahwa itu ibunya. Awalnya, ia mengambil gambar tersebut lantaran ingin mengabarkan kakaknya tentang keberadaannya.

Namun sayang, sehari setelah kabar penyelamatan beredar, sang nenek meninggal dunia. Menurut Rumah Sakit Syech Yusuf, wanita itu meninggal dunia karena serangan jantung.

"For Those who ask, iya ini ibu saya dan keponakan saya wali, keadaannya sekarang alhamdulillah sudah selamat. Yang nanya siapa yang foto, itu saya yang foto. Karena posisi itu hape saya sudah mau mati, ngetik juga susah karena layar basah kena air hujan. Makanya saya ambil foto untuk kakak saya, biar dia tahu lokasi saya dan ibu saya di mana. Kenapa saya ga nolongin? saya itu gak tahu berenang, bisa tahu posisi saya dan ibu saya itu beda beberapa meter, ibu saya berpegangan di pohon kayu, saya hanya menginjak batang yang mengapung dan pegangan ke pohon pisang, pijakan saya itu rapuh dan gak bisa gerak banyak. Jadi yang bisa saya lakukan hanya menunggu bantuan sambil berteriak minta tolong," tulis @anandadina.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya