Mensos Agus Gumiwang Apresiasi KPM PKH Graduasi Sejahtera Mandiri

Mensos Agus Gumiwang Kartasasmita menyerahkan Sertifikat graduasi sejahtera mandiri sebagai bentuk penghargaan Kementerian Sosial.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 20 Feb 2019, 11:12 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2019, 11:12 WIB
Mensos Agus Gumiwang Apresiasi KPM PKH Graduasi Sejahtera Mandiri
Mensos Agus Gumiwang Kartasasmita menyerahkan Sertifikat graduasi sejahtera mandiri sebagai bentuk penghargaan Kementerian Sosial.

Liputan6.com, Bekasi Menteri Sosial RI Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan rasa bangga dan apresiasinya kepada KPM PKH Graduasi Sejahtera Mandiri saat memantau penyaluran bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Selasa (19/2).

"Hari ini saya bangga melihat Ibu Siti Jariah menyatakan graduasi sejahtera mandiri atau keluar dari kepesertaan PKH secara sukarela karena telah mandiri secara ekonomi sehingga tidak tergantung lagi bantuan PKH," kata Menteri saat menyampaikan sambutan dihadapan 1.000 KPM PKH Kota Bekasi.

Mensos mengatakan pemerintah memberikan bansos PKH salah satunya untuk untuk meningkatkan taraf hidup Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH, mengurangi beban pengeluaran dan meningkatkan pendapatan keluarga miskin dan rentan.

"Saya berharap ibu-ibu kelak bisa graduasi sejahtera mandiri sehingga bisa memberikan kontribusi lebih kepada keluarga, lingkungan sekitar, dan juga Kota Bekasi," tuturnya.

Mensos kemudian menyerahkan Sertifikat graduasi sejahtera mandiri sebagai bentuk penghargaan Kementerian Sosial. Penyerahan sertifikat berlangsung dihadapan para KPM PKH Kota Bekasi. Selain Siti, KPM PKH Graduasi Sejahtera Mandiri yang menerima sertifikat adalah Ibu Hartanyo, warga Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu, yang sukses membuka usaha kedai es kelapa muda.

Siti Jariah adalah warga Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi. Ibu empat anak ini awalnya ibu rumah tangga biasa. Suaminya bekerja sebagai sopir.

"Lama-lama rasanya kok berat beban ekonomi saya. Anak-anak perlu biaya sekolah, sedangkan mengandalkan pendapatan suami tidak bisa," katanya.

Pada tahun 2015, seiring dengan bimbingan dan pendampingan dari Pendamping PKH, ia mulai memberanikan diri berjualan lontong sayur dan gado-gado. Dengan modal Rp500 ribu ia memulai usaha di pinggir jalan, tak jauh dari sebuah toko waralaba yang cukup ramai pengunjung.

"Ada tempat kecil banget dan kotor. Sangat tidak layak karena orang sering buang sampah sembarangan di situ. Tapi saya sudah tertekad saya harus bekerja demi anak-anak. Akhirnya uang Rp300 ribu saya pakai untuk membersihkan lokasi jualan dan yang Rp200 ribu saya belanjakan bahan makanan," katanya.

Perempuan berjilbab ini mengenang, hari pertama berjualan ia hanya memasak 4 kilo beras untuk lontong sayur dan 2 kilo kacang tanah untuk gado-gado. Dagangan ini ludes dalam waktu dua jam saja.

"Hari kedua jualan, jumlahnya saya tambah lagi karena pelanggan makin banyak hingga sekarang saya sudah punya dua warung," katanya.

Siti membuka usaha mulai pukul 06.00 hingga 13.00 WIB. Ia menyajikan lontong sayur, gado-gado, dan tambahan dagangan titipan warga yakni kue-kue basah.

"Alhamdulillah usaha terus berkembang, saya juga menerima katering untuk acara-acara kantor hingga pernikahan. Pelanggan juga banyak, dari Mas Judika penyanyi sampai Pak Deddy Mizwar mampir ke warung saya," ujarnya seraya tertawa.

Menteri Agus mengatakan keberhasilan KPM PKH graduasi sejahtera mandiri tak lepas dari pendampingan yang dilakukan oleh para Pendamping PKH. Pendampingan PKH mencakup pelaksanaan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) minimal sekali dalam satu bulan.

Dalam pertemuan P2K2, Pendamping PKH memberikan penyuluhan tentang kesehatan, gizi, pendidikan, sosial ekonomi, perlindungan anak, dan kesejahteraan sosial.

Di bidang kesehatan dan gizi, KPM mendapatkan pengetahuan tentang pentingnya 1.000 hari pertama kehidupan, gizi ibu hamil dan pemeriksaan kehamilan, menyusui dan layanan kesehatan setelah kehamilan, serta kebersihan lingkungan. Para KPM juga mendapatkan pendampingan sosial ekonomi misalnya tentang bagaimana mengatur sumber dana yang terbatas, strategi menabung, strategi memulai usaha sendiri, kewirausahaan dan pemasaran, dst.

Di bidang pendidikan KPM diarahkan untuk menjadi orang tua yang sukses, memahami perilaku belajar anak usia dini, menumbuhkan perilaku positif anak, dan membantu anak sukses di sekolah.

Di bidang perlindungan anak, KPM PKH diberikan pemahaman bagaimana mencegah kekerasan, pencegahan penelantaran termasuk termasuk anak berkebutuhan khusus, mencegah kekerasan dalam rumah tangga, dan perlindungan terhadap ibu. Sementara di bidang Kesejahteraan Sosial KPM PKH yang memiliki lansia atau penyandang disabilitas berat mendapatkan perawatan kesehatan, pemenuhan kebutuhan dasar, dan home care services.

"Ini tugas serius bagi Pendamping PKH untuk mendorong ibu-ibu belajar menabung, mengasah kemampuan dan keterampilan mereka dalam berusaha hingga kelak menjadi keluarga yang mandiri," kata Mensos.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya