Liputan6.com, Bogor - Terduga teroris Endang alias Abu Rafi alias Abah Jenggot (51) yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri ternyata pernah dideportasi dari Turki saat hendak menuju Suriah.
"Dia juga seorang deportan. Sama dengan Tedjo Hadi Broto yang ditangkap lebih dulu di Pemalang, Jawa Tengah, April 2019," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo saat jumpa pers di Bogor, Sabtu (18/5/2019).
Kedua tersangka teroris itu pernah berangkat ke negara Suriah untuk bergabung dengan ISIS, hanya saja sebelum tiba di negara tersebut, mereka ditangkap aparat Turki.
Advertisement
"Dari Turki kemudian dideportasi ke Indonesia," kata Dedi.
Abah Jenggot sudah mengikuti i'dad atau membangun kesiapan berupa latihan perang di Gunung Ciremai, Cirebon. Dia sudah lama ingin ikut bergabung dengan kelompok ISIS dan berperang di negara yang sedang dilanda konflik.
Bapak lima anak ini juga memiliki kemampuan merakit bom dengan daya ledak tinggi. Ilmu merakit bom didapat dengan belajar dari buku-buku panduan yang dimilikinya.
"Dia ada gurunya. Salah satunya dipandu oleh TH. Karena memiliki ketekunan makanya Abah Jenggot berhasil. Dia juga punya laboratorium sendiri yang high explosive," terang Dedi soal teroris Cibinong ini.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pecahan JAD
Kelompok Abah Jenggot dan Tedjo awalnya merupakan anggota JAD. Namun kemudian pecah. Abah Jenggot dan Tedjo ikut bergabung dengan kelompok teroris Abu Hamzah. Dengan begitu, Tedjo dan Abah Jenggot berbeda dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Bekasi, Lampung dan Jateng, yang belum lama ini juga berhasil ditangkap Densus 88.
Kedua kelompok ini sama-sama memiliki kmampuan merakit bom. Namun tingkatannya jauh lebih tinggi dengan kelompok lainnya seperti JAD.
"Kelompok ini jauh lebih militan dan memiliki rekam jejak aksi terorisme Indonesia. Dia melakukan serangan terorisme sasaran Mapolres Surakarta," terang Dedi.
Kelompok Abu Hamzah juga memiliki jaringan dengan kelompok teroris Indonesia Timur pimpinan Santoso. "Kelompok ini terkoneksi kesana (Poso)," terang Dedi.
Abah Jenggot yang berprofesi sebagai juru patkir ini diciduk dikediamannya di Jalan Raya Bogor Jakarta, Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/5/2019) sore.
"Jadi sebelum Abah Jenggot, kami menangkap lebih dulu anak buahnya di Jalan Kapten Yusuf, Bogor sekitar pukul 13.00 WIB. Jadi kemarin ysng ditangkap totalnya ada 2 orang," ujar Dedi.
Dari hasil penggeledahan di rumah Abah Jenggot, tim Densus 88 Antiteror menemukan bahan jadi maupun bahan baku peledak yang terbuat dari Nitrogliserin dan triacetone triperoxide (TATP). Polisi juga menemukan bahan pembuat bom mulai dari netrogen, urea aseton, sulfur, H2SO4, H2O2, HNO3, almunium, HCI, Potassium, alat penggerus, off oil, gas kimia, satu rangkaian detonator dan panci presto.
"Ada laboratoiumnya, alat-alatnya juga lengkap dan sudah disiapkan. Ada juga buku panduan untuk membuat senyawa bom yang sifatnya high eksplosive," bebernya.
Advertisement