Menteri Susi: Tidak Bisa Tolak Sampah Plastik, Ditenggelamkan

Menurut Direktur Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik, Tiza Mafira, solusinya untuk mengurangi penggunaan sampah plastik cukup mudah.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 21 Jul 2019, 09:44 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2019, 09:44 WIB
Radityo/Liputan6.com
Menteri Susi menolak plastik sekali pakai.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti mengancam akan menenggelamkan mereka yang masih bandel menggunakan sampah plastik sekali pakai dalam kehidupan sehari-hari.

"Bisa tidak tolak sampah plastik? Kalau tidak bisa diteng?," tanya menteri Susi kepada para peserta pawai di Taman Pandang Monas, Jakarta Pusat, Minggu (21/7/2019).

"...Gelamkan bu....!!!," jawab peserta pawai di lokasi.

Susi juga meneriakkan yel-yel sebagai gerakan antisampah plastik. Pelbahai jenis sampah plastik yang diserukan untuk tidak digunakan lagi seperti sedotan, kantong kresek dan sachet.

"Tolak tolak sampah plastik sampah plastik sekali pakai, Tolak sedotan plastik, kresek dan bungkus sachet plastik sekali pakai," tegas Susi Pudjiastuti.

Menurut Direktur Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik, Tiza Mafira, solusinya untuk mengurangi penggunaan sampah plastik cukup mudah, seperti membuat regulasi negara yang melarang plastik sekali pakai. Bali sudah melarang plastik sekali pakai dan sudah saatnya pemerintah secara nasional melakukan hal sama.

"Secara nasional kemudian kita juga mendesak kepada korporasi untuk mengubah cara mereka berbisnis lebih bertanggung jawab atas kemasan mereka yang sudah menjadi sampah," kata dia.

Menurut dia, dengan bertanggung jawab dengan sampahnya masing-masing, artinya mereka menerima kembali untuk diolah dan tidak dibebankan kepada masyarakat untuk mendaur ulangnya kembali.

"Jadi gantilah kemasan yang selama ini adalah plastik sekali pakai sulit didaur ulang dan sulit digunakan ulang," jelas Tiza.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya