Polisi Periksa Pelatih Paskibraka Terkait Tewasnya Aurellia Qurratuaini

Aurellia Qurratuaini, calon Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Capaska) Kota Tangerang Selatan meninggal dunia.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Agu 2019, 07:49 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2019, 07:49 WIB
Berkas Perkara Hoaks Ratna Sarumpaet
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono memberikan keterangan terkait pelimpahan berkas kasus hoaks yang dilakukan aktivis Ratna Sarumpaet ke Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, di Polda Metro Jaya, Kamis (8/11). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pihak kepolisian masih mendalami kematian Aurellia Qurratuaini, calon Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Capaska). Salah satunya kini tengah memeriksa pelatih Paskibraka.

"Hari ini dari laporan yang saya terima adalah memeriksa beberapa saksi. Terutama yang menjadi pelatih," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Selasa (6/8/2019).

Pemeriksaan sejumlah saksi dilakukan di Polres Tangerang Selatan. Dalam kematian ini, polisi masih menunggu hasil dari seluruh saksi dan bukti-bukti yang dimiliki.

"Kita tetap berproses. Kita tunggu saja hasilnya," kata Argo.

Aurellia Qurratuaini, calon Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Capaska) Kota Tangerang Selatan meninggal dunia. Keluarga menemukan sejumlah bekas luka di tubuh almarhumah. Faried Abdurrahman, ayah dari Aurellia menegaskan belum berniat membawa persoalan kematian anaknya ke ranah hukum.

"Statemen yang saya sampaikan bahwa saya dan keluarga sampai saat ini tidak berencana untuk melakukan langkah hukum terhadap yang berwenang, baik Pemkot Tangsel dalam hal ini Dispora maupun pelatih dan para senior purna paskibraka untuk melanjutkan mereka ke proses hukum," kata Faried di rumah duka, Perumahan Taman Royal 2, Kelurahan Poris Plawad Indah, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, Sabtu (3/8/2019).

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Luka Lebam

Meski diakuinya, ada sejumlah luka lebam pada anggota tubuh putri pertamanya itu, yang disebabkan dari pelatihan Capaska yang diikuti selama 22 hari, sejak tanggal 9 sampai 31 Juli.

Hal tersebut, lanjut Faried dengan mempertimbangkan kecintaan keluarga dan orangtua terhadap putrinya itu. "Dengan pertimbangan bahwa kami sangat cinta dengan anak kami," ucap dia.

Namum begitu, Faried berharap adanya evaluasi menyeluruh dalam proses latihan Capaska tingka Kota Tangsel, yang saat ini tengah berlangsung hingga 17 Agustus mendatang.

"Kami hanya ingin adanya perubahan pola yang diterapkan, yang menurut kami harusnya itu tidak sewajarnya untuk dilakukan kepada seorang Paskibraka pengibar bendera Indonesia tingkat Pelajar," ucapnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya