Liputan6.com, Jakarta - Aktivitas masyarakat Jayapura, Papua saat ini kembali normal setelah unjuk rasa berujung kerusuhan di Ibu Kota Papua itu pada Kamis, 29 Agustus 2019 .
Seperti dikutip dari Antara, Sabtu (31/8/2019) pagi, warga nampak mulai memadati pasar baik di pasar sentral maupun pasar pagi Paldam, termasuk tempat pelelangan ikan (TPI) Hamadi.
Sebagian besar lapak pedagang nampak mulai ramai seperti biasa, dan pedagang sibuk menggelar barang dagangannya.
Advertisement
"Alhamdulillah, kami sudah bisa berjualan dengan walaupun stok sayur yang dijual masih terbatas karena pengiriman dari petani terbatas," ujar Ningsih, salah satu pedagang yang berjualan di pasar Hamadi, Distrik Jayapura Selatan.
Selain pasar, pertokoan di Jayapura, Papua yang tidak terkena dampak mulai buka. Sedangkan yang terdampak, seperti dibakar atau dilempari, terlihat mulai dibersihkan dari puing-puing.
"Kami belum bisa membuka toko, karena bagian depan toko termasuk yang dirusak dan dibakar," kata Martha, pramuniaga di salah satu toko yang berlokasi di Entrop.
Kawasan pertokoan di Entrop, termasuk wilayah terparah yang terdampak akibat aksi anarkis yang dilakukan para pendemo. Puluhan ruko dibakar dan dirusak, demikian pula kendaraan baik roda dua dan empat yang diparkir di depan ruko.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Sempat Lumpuh
Situasi Kota Jayapura di Provinsi Papua dan sekitarnya pada Jumat (30/8/2019), sempat lumpuh setelah kerusuhan yang terjadi pada Kamis, 28 Agustus 2019. Hingga kemarin, warga tampak berjaga jaga di sejumlah lokasi.
Seperti dikutip dari Antara, para pelajar diliburkan dan pusat perbelanjaan serta perkantoran tampak tidak beroperasi.
"Kami sengaja meliburkan anak-anak untuk sekolah karena kondisi tampak belum kondusif," kata Rima yang anaknya bersekolah di salah satu SMP di kawasan di Dok V Jayapura.
Sementara itu, beberapa pedagang yang berjualan di Pasar Hamadi mengaku hanya datang ke pasar untuk melihat kondisi lapak atau tempat jualannya.
"Alhamdulillah kondisi lapak di Pasar Hamadi aman-aman saja," kata Fatimah, salah satu pedagang yang berjualan sayuran.
Advertisement