Pesawat CN 295 dan Hercules Didatangkan, Bantu Buat Hujan Buatan di Riau

Plt Kapusdatinmas BNPB Agus Wibowo mengatakan, untuk memperkuat armada teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan, pemerintah menambah 1 pesawat CN 295 dengan kapasitas, ditambah 1 pesawat Hercules

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 15 Sep 2019, 15:00 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2019, 15:00 WIB
20151101-Tim BPPT dan TNI AU Siapkan Teknologi Modifikasi Cuaca
Pesawat Hercules C-130 dipersiapkan untuk persiapan modifikasi cuaca (hujan buatan) untuk penanggulangan bencana asap kebakaran hutan dan lahan di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Minggu (01/11/2015). (Liputan6.com/Andrian Martinus)

Liputan6.com, Jakarta Plt Kapusdatinmas BNPB Agus Wibowo mengatakan, untuk memperkuat armada teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan, pemerintah berencana menambah jumlah pesawat. 

Dia menuturkan, pemerintah akan menambah 2 pesawat yang sudah berada di Pekanbaru. Yakni 1 pesawat CN 295 dengan kapasitas 2,4 ton. Selain itu, juga ditambah 1 pesawat Hercules.

"1 Hercules dengan kapasitas 5 ton yang direncanakan datang di Pekanbaru pada hari Senin besok," kata Agus dalam keterangannya, Minggu (15/9/2019).

Dia menjelaskan, sejauh ini pemerintah, total sudah menyiagakan 3 pesawat untuk TMC atau hujan buatan. Yakni pesawat Cassa 212-200 dengan kapasitas 1 ton.

"sudah beroperasi di Riau sejak bulan 26 Februari 2019," jelas Agus.

Dia menjelaskan, pesawat CN 295 merupakan pesawat terbang transpor militer taktis dengan 2 mesin turboprop dan diawaki oleh 2 personil. Pesawat ini bisa digunakan untuk mengangkut pasukan, evakuasi medis atau angkutan barang.

"Untuk keperluan TMC, CN 295 dikonfigurasi agar dapat mengangkut bahan semai dengan kapasitas 2.4 ton. Bagian perut pesawat dimodifikasi dengan dipasang rel untuk mengangkut 8 x 300 kilogram bahan semai yang dengan pipa untuk menabur bahan semai secara semi otomatis," ungkap Agus.

 

Tergantung Awan

 

Dia juga menuturkan, operasi TMC sangat tergantung dengan keberadaan awan potensial hujan yang secara rutin diperkirakan oleh BMKG. Seluruh pesawat dalam kondisi siaga dan jika terdapat potensi awan makan akan segera terbang untuk menyemai awan agar menjadi hujan.

"BMKG memperkirakan bahwa pertumbuhan awan berasal dari arah utama, sehingga saat ini sebagian wilayah Indonesia di sebelah utara seperti Aceh dan Sumatera Utara sudah mulai hujan. Pada hari ini terdapat potensi awan sedang di wilayah Riau dan tim masih menunggu sampai pertumbuhan awan potensial cukup banyak dan kemudian dilakukan operasi TMC," tukasnya.

50 Helikopter

Sebelumnya, Pemerintah mengerahkan 50 helikopter dari berbagai kementerian dan lembaga, TNI, Polri, dan swasta untuk melakukan water bombing guna memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Provinsi Riau.

“BNPB sendiri mengerahkan 42 helikopter untuk pemadaman karhutla,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo dikutip dari laman Setkab, Minggu (15/9/2019).

Namun Doni mengingatkan, memadamkan lahan gambut bukanlah hal yang mudah. Ia menunjuk contoh ada satu daerah di Sumatra Selatan yang selama satu bulan kebakaran hutan dan lahan terjadi tanpa henti, belum bisa dipadamkan hingga hari ini.

“Pemadaman melalui water bombing maupun selang air bukan upaya yang efektif untuk memadamkan kebakaran hutan. Hanya hujan yang bisa memadamkan api di sejumlah wilayah karhutla,” jelas Doni.

Karena itu, lanjut Kepala BNPB, pihaknya bekerjasama dengan Badan Metereologi Klimatologi dna Geofisika (BMKG) selalu bersiap sedia apabila ada kemunculan awan agar bisa segera dibuat hujan buatan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya