Cek 6 Tips Lindungi Diri dari Bahaya Kabut Asap

Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan masih menyelimuti langit sejumlah wilayah di Tanah Air.

oleh Ahmad Yusran diperbarui 17 Sep 2019, 10:02 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2019, 10:02 WIB
Kabut Asap Sulawesi
Kabut asap terjadi akibat terbakarnya Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) di Tamangapa Antang, Kecamatan Manggala, Makassar, Sulsel. (Liputan6.com/Ahmad Yusran)

Liputan6.com, Jakarta - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan masih menyelimuti langit sejumlah wilayah di Tanah Air. Bukan hanya aktivitas warga terganggu, kesehatan bahkan nyawa menjadi taruhannya.

Polri menyebut kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di sebagian wilayah Indonesia didominasi dari wilayah Indonesia barat. Tepatnya di Provinsi Riau dan Jambi.

"Ya kalau Sumatera masih mendominasi, khususnya daerah Riau dan Jambi. Cuma kan sudah mulai turun, kalau Kalimantan sudah mulai turun hujan. Kalimantan yang paling mendominasi hanya Kalimantan Tengah," kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di kantornya, Jakarta Selatan, Jum'at (13/9/2019).

Seorang bayi berusia empat bulan bahkan meninggal dunia diduga terpapar kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan. Bayi tersebut berasal dari Desa Talang Buluh, Kecamatan Talang Kelapa, Banyuasin.

Di Makassar, Sulawesi Selatan, kabut asap terjadi akibat terbakarnya Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) di Tamangapa Antang, Kecamatan Manggala.

Pantauan Liputan6.com, Selasa (17/9/2019), sejumlah wilayah di sekitarnya tertutup kabut asap tebal.

Nah, jika tempat tinggal Anda juga diselimuti kabut asap, berikut ini ada sejumlah tips dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, Naisyah Tun Azikin.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pakai Masker hingga Bersihkan Lantai Berkala

Masker salah satu pertahanan untuk menghalau terhirupnya kabut asap
Masker salah satu pertahanan untuk menghalau terhirupnya kabut asap. (dok BNPB)

1. Pakai Masker Jika Keluar Rumah

Selalu memakai masker untuk menghalangi debu polusi udara yang terhirup dan bisa masuk ke saluran pernapasan.

Sayangnya, sebagian masker yang dijual di pasaran bukanlah masker yang tepat untuk mencegah dan menghalangi polusi udara

 

2. Secara Berkala Bersihkan Lantai dari Debu dan Kotoran

Bahan kimia dan alergen dari polusi udara bisa terkumpul dan menumpuk menjadi debu di lingkungan maupun di dalam rumah.

Cara untuk meminimalisir penyebaran polusi udara ini adalah dengan menggunakan vakum yang mengandung filter high efficiency particulate air (HEPA).

 

Jaga Kelembaban hingga Banyak Minum

Kebakaran hutan di sebuah titik di Kalimantan Tengah. (dok BNPB)
Kebakaran hutan di sebuah titik di Kalimantan Tengah. (dok BNPB)

3. Jaga Kelembapan Udara dalam Rumah

Selain menggunakan filter HEPA, kita disarankan untuk menjaga tingkat kelembapan di dalam ruangan rumah atau kantor.

Dengan menggunakan humidifier untuk melembapkan udara sekitar 30 hingga 50 persen. Karena dengan kelembapan kadar tersebut dapat membantu mengendalikan alergen dan pemicu penyakit pernapasan lainnya.

 

4. Jaga Asupan Cairan dalam Tubuh

Minum air yang cukup sangat membantu membuang racun dari tubuh. Cairan tubuh yang cukup juga memicu kelembapan yang membantu menyerap polusi yang masuk ke dalam tubuh agar tidak meluas.

 

Makan Sehat

Kebakaran hutan di sebuah titik di Kalimantan Tengah. (dok BNPB)
Kebakaran hutan di sebuah titik di Kalimantan Tengah. (dok BNPB)

Makanan sehat sangat membantu menangkal racun jahat dari polusi udara.

Olehnya itu, konsumsilah makanan sehat, seperti sayur dan buah-buahan yang sarat akan vitamin C. Contohnya jeruk, lemon, anggur, dan jambu.

Sayur dan buah-buahan juga dapat memperkuat sistem imu sehingga tubuh kita mampu melawan racun yang masuk ke dalam tubuh.

 

Jangan Merokok

kebakaran hutan Jambi
Petugas pemadam kebakaran memadamkan lahan yang terbakar di Jambi. (Bangun Santoso/Liputan6.com)

Rokok memiliki berbagai racun dari bahan kimia yang dikandungnya. Bahaya merokok bagi kesehatan yang paling utama datang dari racun karsinogen (penyebab kanker) dan karbon monoksida pada asap rokok.

Kedua zat tersebut akan terhirup saluran pernapasan, yang pada akhirnya dapat memicu kerusakan organ dan menurunnya fungsi dari organ sistem jantung, pembuluh darah, dan pernapasan.

Akibatnya, tubuh akan lebih sulit melawan bibit penyakit yang berada lingkungan sekitar karena harus mengatasi kerusakan organ dan melawan racun dari paparan asap rokok.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya