Menag: Doa Bahasa Indonesia Harus Ada Saat Khutbah Jumat

Kata Menag Fachrul, tak semua orang mengerti bahas Arab. Sehingga, ia menyarankan agar ada bahasa Indonesia disisipkan dalam doa.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Nov 2019, 20:28 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2019, 20:28 WIB
Menteri Agama Fachrul Razi Berikan Ceramah Jumat di Masjid Istiqlal
Menteri Agama Fachrul Razi saat memberikan ceramah dalam salat Jumat di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (1/11/2019). Menag Fachrul Razi memberikan ceramah dengan tema persatuan 'Merajut Persatuan dan Kesatuan'. (Liputan6.com/ Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi menjadi khatib di Masjid Istiqal, Jakarta Pusat. Dalam isi khutbahnya, Ia menyisipkan doa dalam bahasa Indonesia. Menurutnya, bahasa Indonesia harus ada setiap dalam khutbah.

"Harus ada (doa dalam bahasa Indonesianya)," kata Menag Fachrul di lokasi, Jumat (1/11/2019).

Kata Fachrul, tak semua orang mengerti bahas Arab. Sehingga, ia menyarankan agar ada bahasa Indonesia disisipkan dalam doa. Harapannya, agar semua orang mengerti apa disampaikan.

"Kadang kalau semua bahasa Arab, misalnya mengajak kita untuk melakukan Islam yang damai disampaikan bahasa Arab belum tentu orang paham. Jadi kita gabung," katanya.

Sebelumnya Menag Fachrul Razi menjadi khatib Jumat di Masjid Istiqlal. Dalam khutbahnya, ia membahas tentang manusia yang beragam dan juga toleransi.

Menag Fachrul mengutip potongan surah Al-Hujurat yang menyebut bahwa Allah SWT amat mudah jika ingin membuat seluruh manusia di muka ini menjadi satu kelompok. Perbedaan di muka bumi ini, bertujuan agar manusia mengenal satu sama lain.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Persatuan dan Kesatuan

Menteri Agama Fachrul Razi Berikan Ceramah Jumat di Masjid Istiqlal
Menteri Agama Fachrul Razi saat memberikan ceramah dalam salat Jumat di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (1/11/2019). Menag Fachrul Razi memberikan ceramah dengan tema persatuan 'Merajut Persatuan dan Kesatuan'. (Liputan6.com/ Faizal Fanani)

"Pertanyaannya adalah kenapa Tuhan menciptakan bangsa dan manusia yang berbeda-beda, jawaban utama di ayat ini adalah supaya saling mengenal satu sama lain. Dengan saling mengenal itu, kita dapat belajar dengan baik dari satu dari dengan yang lain," kata Fachrul Razi.

Dia menambahkan, Allah SWT menghendaki manusia untuk bersatu dalam situasi yang berbeda-beda. Bukan justru bercerai berai. 

"Ini letaknya ibadah, inilah letaknya toleransi, di sini letaknya kemudian tentang kasih sayang, hubungan silaturahmi antara satu dan yang lainnya," kata Menag Fachrul Razi.

Reporter: Ronald

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya