Kongres Nasdem, Akankah Megawati Penuhi Undangan Surya Paloh?

Hasto belum bisa memastikan hadirnya Megawati. Sebab, pimpinan partai banteng itu masih berada di Jepang untuk kegiatan pribadi.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Nov 2019, 09:43 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2019, 09:43 WIB
Jokowi Ajak Istri Ambil Nomor Urut ke KPU
Surya Paloh dan Megawati yang ikut hadir menemani Jokowi tampak berbincang serius (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Partai NasDem akan menyelenggarakan kongres pada tanggal 8-11 November 2019. Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menyebut telah menyampaikan undangan kongres tersebut kepada Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

"Ya kami sudah sampaikan (undangan kongres Nasdem) ke Ibu Megawati, saat ini beliau sedang berada di Jepang," kata Hasto di di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Rabu (6/11) malam.

Meski demikian, Hasto belum bisa memastikan hadirnya Megawati. Sebab, pimpinan partai banteng itu masih berada di Jepang untuk kegiatan pribadi.

"Undangan sudah disampaikan kepada Ibu Megawati Soekarnoputri. Nanti kalau beliau hadir lebih awal ya tentu saja biasanyanya ibu hadir, tapi nanti kita lihat karena beliau masih di Jepang," ujar Hasto.

Partai NasDem akan menggelar kongres ke-2 pada 8-11 November mendatang. Kongres itu akan membahas persiapan Pilkada 2020 hingga persiapan Pilpres 2024. Kemudian, pembahasan rancangan pemilihan dan penetapan ketua umum Partai NasDem Periode 2019-2024. Serta rancangan keputusan di sidang komisi dan pleno.

Di hadapan para pertinggi media, Surya Paloh menyatakan hubungannya dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri baik-baik saja.

"Masalah sih enggak ada kalau dari saya. Ini apa adanya," ujar Surya Paloh.

Surya Paloh menegaskan tak ada keretakan antara dirinya dengan Megawati, meski sempat viral video Megawati yang tak menyalami Surya Paloh saat pelantikan anggota DPR.

Begitu juga dengan ketua umum partai yang lain, Surya Paloh menyebut akan menjaga hubungan baik. Termasuk dengan Ketua Umum PKS Sohibul Iman. Surya Paloh sendiri baru saja menumui Sohibul di kantor DPP PKS, Rabu, 30 Oktober 2019.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Safari Politik Nasdem

'Senyuman' Cak Imin dan Surya Paloh di Markas PDIP
Cak Imin, Surya Paloh, Megawati, Puan Maharani dan Jokowi saling bergenggam tangan sebagai wujud mendukung Joko Widodo sebagai calon presiden, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (14/05/2014) (Liputan6.com/Johan Tallo).

Surya Paloh mengatakan, pertemuannya dengan partai yang berada di luar pemerintahan Jokowi-Maruf itu tak mengartikan bahwa partainya akan ikut menjadi oposisi.

"Nasdem ini lagi enak-enaknya sebagai bagian pemerintahan. Partai ini memberikan dukungan kepada seorang Jokowi tanpa syarat. Situasi saat itu berbeda dengan saat ini. Akhirnya nasdem sebagai partai pengusung berada dalam pemerintah," kata dia.

Terkait dengan pernyataan Nasdem yang siap menjadi oposisi, Surya Paloh menyebut hal itu dilakukan demi berjalannya proses demokrasi di Indonesia. Menurutnya, proses demokrasi tak akan berjalan dengan baik jika tak ada kritik dan saran dari luar pemerintahan.

"Ngapain mau jadi oposisi, kita sedang menikmati pemerintahan. Tetapi demokrasi tetap memerlukan check and balances. Kalau semua masuk di pemerintahan enggak ada yang beroposisi, ya Nasdem yang jadi oposisi," kata dia.

"Tetapi untuk apa jadi oposisi? Pertama hubungan baik Nasdem dengan Presiden. Tidak ada gap antara gagasan partai ini dengan kepala pemerintahan yang bernama Jokowi," Surya Paloh menambahkan.

Surya Paloh juga menyinggung soal hubungannya dengan Jokowi. Dia mengatakan, sangking baiknya hubungannya dengan Jokowi, saat dirinya hendak menemui Sohibul Iman, Surya Paloh sempat berkomunikasi lebih dahulu dengan Jokowi.

"Memangnya Jokowi tak tahu kami akan ke PKS? Kami kasih tahu juga kan kami mau ke PKS," kata dia.

Tak hanya menemui Sohibul Iman, Surya Paloh juga menegaskan jika dirinya akan melakukan safari politik ke partai lainnya. Termasuk ke PAN dan Partai Demokrat. Hanya saja dia masih belum bisa memastikan waktu yang tepat untuk bertemu.

"Kita cari waktu saja. Kalau dilakukan dalam waktu dekat ini dianggap roadshow, rusak lagi. Dianggap melodrama. Yakinlah tak ada gap," kata dia.

 

Reporter: Muhammad Genantan/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya