Soal Muslim Uighur, Mahfud Md: Kita Bukan Diplomasi Megaphone

Menurut dia, diplomasi yang dimaksud adalah memanggil Duta Besar China untuk Indonesia dan menanyakan langsung mengenai Uighur.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 27 Des 2019, 07:43 WIB
Diterbitkan 27 Des 2019, 07:43 WIB
Mahfud Md
Menko Polhukam, Mahfud Md menunjukkan tanda terima Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) di Gedung KPK, Jakarta, Senin (2/12/2019). Diberitakan sebelumnya, KPK mengimbau para menteri untuk melaporkan kekayaan mereka ke KPK. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta - Menko Polhukam Mahfud Md angkat bicara kembali soal diplomasi untuk Uighur, yang menurutnya hal biasa saja. Diketahui, Mahfud menjadi perbincangan lantaran dinilai berbeda dengan Kepala Staf Presiden Moeldoko.

"Gini ya, kita punya hubungan diplomatik dengan China. Oleh sebab itu tidak mungkin tidak  diplomasi. Cuma, diplomasi kita bukan diplomasi megaphone," kata Mahfud di Jakarta, Kamis (26/12/2019)

Menurut dia, diplomasi yang dimaksud adalah memanggil Duta Besar China untuk Indonesia dan menanyakan langsung mengenai Uighur.

"Saya katakan orang Islam Indonesia agak terusik dengan perstiwa di Uighur itu. Saya pribadi, Mahfud, sering ke China. Kok di sana banyak perkampungan muslim aman. Di Beijing itu saya ke masjid nyaman. Cari restoran Islam, restoran halal, ada perkampungannya sendiri. Kok terjadi di Uighur seperti itu? Lalu dia beri penjelasan Uighur itu apa," jelas Mahfud.

Usai mendengarkan hal tersebut, dia menegaskan pemerintah Indonesia tak akan ikut campur. Dan menanyakan itulah bagian dari diplomasi yang dimaksud dengan diplomasi lunak.

"Oh kalau begitu, kami tidak ikut campur. Ini namanya diplomasi. Diplomasi lunak, gitu ya. Bukan diplomasi megaphone," pungkas Mahfud.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya