Nadiem Makarim: Metode Hafalan Siswa Bukan Salah Guru

Nadiem berharap dengan program merdeka belajar yang diusungnya tersebut dapat memotong sekat regulasi yang selama ini menghalangi kualitas pendidikan.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Jan 2020, 20:11 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2020, 20:11 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim memperkenalkan konsep Kampus Merdeka.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim memperkenalkan konsep Kampus Merdeka. (Foto: Kemendikbud)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menyebut bahwa metode hafalan yang selama ini diterapkan dalam pendidikan di Indonesia bukanlah kesalahan guru.

"Selama ini dengan adanya ujian nasional yang sifatnya per subjek dan sifatnya begitu banyak materi sehingga terpaksa melalui metode menghafal, itu bukan salahnya guru," kata Nadiem di Ballroom Hotel Kempinski, Grand Indonesia, Jakarta, Kamis (30/1/2020).

Sebelumnya Nadiem atau yang akrab disapa Mas Menteri ini telah menetapkan empat program pembelajaran nasional dan terbaru, empat program kebijakan kampus merdeka untuk perguruan tinggi negeri. Semua kebijakan tersebut disebut Nadiem sebagai program merdeka belajar.

"Perubahan sistem di perguruan tinggi. Harus saya tekankan semuanya dalam program merdeka belajar. Kampus merdeka, target untuk 100 hari kerja. Menurut saya, mending nggak mengeluarkan rencana tapi langsung berupa tindakan," ucap dia.

Nadiem berharap dengan program merdeka belajar yang diusungnya tersebut dapat memotong sekat regulasi yang selama ini menghalangi kualitas pendidikan.

"Seperti Regulasi yang membebani guru-guru untuk bisa melakukan tugas mereka yaitu melaksanakan pembelajaran," ucap mantan bos Gojek tersebut.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Tak Ada Materi yang Harus DIhafal

Dia menyebut untuk dapat merumuskan hal tersebut, berbagai macam kalangan harus dimerdekakan. Walaupun lanjut dia, banyak hal pendukung semisal kualitas guru dan hal lainnya yang masih perlu dimatangkan sebagai persiapan yang lebih jauh lagi.

"Jadi di situ kita lepas, biar sekarang assessment-nya sistem kompetensi. Jadi tidak ada materi yang harus dihafal, jadi cuma analisanya anak itu," tandasnya.

(Winda Nelfira)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya