Liputan6.com, Cilacap - Santri kinasih KH. Maemoen Zubeir (Mbah Moen) yang tersohor keluasan pengetahuan agamanya, yakni KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) memberikan nasihat yang menyejukan hati.
Petuah Gus Baha ini membuat hati orang menjadi tenang dan tidak akan marah saat menerima hinaan atau cacian dari orang lain.
Advertisement
Mencermati ceramah-ceramah Gus Baha dalam mengulas berbagai persoalan cenderung memberikan pemahaman yang luas dan optimistik.
Advertisement
Baca Juga
Termasuk saat ulasan tema kali ini, Gus Baha memberikan perspektif berbeda yang tentunya memberikan pemahaman baru.
Simak Video Pilihan Ini:
Begini Nasihatnya
Menurut Gus Baha, saat kita menerima hinaan itu sebenarnya ibadah. Sebab seseorang yang menghina itu juga atas kehendah Allah SWT.
“Dihina orang itu ibadah,” demikian nasehat Gus Baha seperti dikutip dari tayangan YouTube Short @Demengusbaha, Sabtu (08/02/2025).
“Yang menghina itu juga atas kehendak Allah SWT,” sambungnya.
Saat kita menerima hinaan dan menyadari dan menerima bahwa semuanya itu kehendak Allah, maka itu juga merupakan salah satu perilaku yang baik.
“Jadi, menerima kehendak Allah itu baik,” paparnya.
Advertisement
Ulama yang Tidak Marah saat Dihina
Gus Baha lantas mencontohkan salah seorang ulama yang tak marah saat dihina. Namanya ialah Sayyid Muhammad Baqir yang merupakan keturunan Rasulullah SAW.
Bahkan berdasarkan penuturan Gus Baha, beiau tak hanya dihina dengan kata-kata, namun beliau juga diludahi.
“Biasa saja, masyhur itu dalam kitab tarikh bahwa Sayyid Ja’fat Sodiq itu, putranya Sayyid Muhammad Baqir di hina orang," kisahnya.
“Mohon maaf. Bahkan sebagian riwayat itu sampai diludahi,” sambungnya.
Meski demikian ia mendapatkan perlakukan tak mengenakan itu, dirinya tetap tenang dan santai seakan-akan tak terjadi apa-apa terhadap dirinya, hingga menyebabkan yang menghina itu penasaran dan menanyakan perihal dirinya tidak marah saat dihina.
“Dia asyik saja lewat, ketika ditanya yang menghina, kenapa anda tidak emosi?” terang murid Mbah Moen ini.
Mendapat pertanyaan dari si penghina seperti itu, Sayyid Baqir hanya menjawab enteng bahwa semuanya itu atas kehendak Allah SWT dan sesuatu yang sudah menjadi kehendak Allah itu tidak perlu dibuat sedih karena sudah tentu baik untuk yang bersangkutan.
“Jawab Sayyid Baqir, apakah kamu melihat saya ini orang yang anti qadha dan qadar?” katanya.
“Apa yang kamu lakukan ke saya, pertama yang saya fikirkan adalah semua ini kehendak Allah SWT,” sambungnya.
“Nyatanya betul, orang yang benar-benar dekat dengan Alah SWT itu tidak apa-apa, tidak ngefek,” pungkasnya.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul