Evakuasi WNI Jilid II dari Virus Corona

188 WNI kru Kapal World Dream dan 68 WNI kru Kapal Diamond Princess akan diobservasi di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu selama 14 hari.

oleh Pramita TristiawatiYopi Makdori diperbarui 29 Feb 2020, 00:04 WIB
Diterbitkan 29 Feb 2020, 00:04 WIB
Waspada Virus Corona, Hong Kong Karantina Penumpang Kapal Pesiar
Kapal pesiar World Dream berlabuh di Kai Tak Cruise Terminal, Hong Kong, Rabu (5/2/2020). Hong Kong mengarantina lebih dari 1.800 orang di atas kapal pesiar yang berpaling dari pelabuhan Taiwan tersebut terkait wabah virus corona. (AP Photo/ Vincent Yu)

Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 188 warga negara Indonesia (WNI) kru kapal pesiar World Dream telah berhasil dievakuasi sejak Rabu 26 Februari 2020 siang. Evakuasi dilakukan melalui jalur laut dengan menggunakan KRI dr Suharso 990 di perairan Selat Durian, Kepulauan Riau. 

Kini mereka telah tiba di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu pada Jumat (28/2/2020) siang. Ratusan WNI awak kapal World Dream itu akan dikarantina dan mengikuti observasi selama 14 hari ke depan di Pulau Sebaru Kecil. 

Hasil pemeriksaan oleh tim kesehatan KRI dr Soeharso, 188 WNI ini dinyatakan tidak terindikasi virus corona atau COVID-19. Namun pemeriksaan ulang akan tetap dilakukan guna mencegah masuknya virus corona di Indonesia.

Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, dr Ahmad Yurianto mengatakan, pihaknya telah menyiapkan tim kesehatan untuk melakukan pengecekan kondisi kesehatan secara menyeluruh.

WNI anak buah kapal (ABK) World Dream tersebut juga akan diambil spesimennya oleh Badan Litbangkes yang kemudian diperiksa di Jakarta.

Ia menegaskan, meskipun hasil pemeriksaan otoritas Hongkong terhadap ABK Indonesia dinyatakan negative COVID-19, mereka tetap akan diperiksa ulang kesehatannya dan diobservasi selama 14 hari di Pulau Sebaru Kecil.

“Kita tetap akan melakukan pemeriksaan, setelah itu kita akan bawa ke Pulau Sebaru Kecil,” kata Yurianto.

Ia juga mengatakan, tim kesehatan yang akan bertugas sebanyak 30 orang yang terdiri dari beberapa sub tim mendampingi proses observasi selama 14 hari.

“Terdiri dari beberapa sub tim yang akan memantau kondisi kesehatan ABK setiap hari. Kami akan menggunakan pola yang sama dengan proses observasi di Natuna. Kita akan melakukan pemeriksaan pagi dan sore,” katanya.

Hari ini, pemerintah juga mengirimkan tim untuk mengevakuasi WNI kru kapal pesiar Diamond Princess di Jepang. Total seluruh WNI ABK Diamond Princess seharusnya ada 70 orang yang sudah terbukti negatif virus corona.

"Namun, dua Warga Negara Indonesia (WNI) kru dari kapal pesiar, mereka ingin melanjutkan pekerjaan, sehingga tidak ikut pulang dengan 68 WNI lainnya," tutur Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di ruang VIP Terminal 1 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Jumat.

Retno memastikan, dua orang yang memutuskan tetap bekerja kembali di kapal pesiar tersebut memang sehat dan tidak terpapar virus corona. Meski begitu pemerintah Indonesia tetap akan memantau perkembangan WNI di Jepang.

68 WNI di Yokohama, Jepang ini akan dievakuasi menggunakan pesawat khusus milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Pesawat yang digunakan adalah jenis pesawat berbadan lebar atau wide body, yakni Airbus a330.

Pesawat terbang pukul 16.00 WIB, lalu tiba di Haneda Airport Jepang pukul 01.00 waktu setempat. Dijadwalkan, penerbangan kembali ke Indonesia akan dilakukan pada Minggu 1 Maret 2020, pukul 18.00 waktu setempat.

Nantinya, puluhan WNI ABK Diamond Princess ini juga akan menjalani observasi di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Tempat Observasi Dipisah

Satgas Bantuan Kemanusiaan WNI di Pulau Sebaru
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksamana Madya TNI Yudo Margono (depan) saat Upacara Satgas Bantuan Kemanusiaan WNI di Pulau Sebaru, di Mako Kolinlamil, Jakarta, Rabu (26/2/2020). (merdeka.com/Imam Buhori)

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto sebelumnya menyatakan, WNI dari kedua kapal pesiar tersebut akan dievakuasi ke Indonesia dan ditempatkan di Pulau Sebaru Kecil di Kepulauan Seribu. Mereka akan menjalani observasi selama 14 hari di tempat yang berbeda.

"Pulaunya digabung, tempatnya dipisahkan ya. Pulaunya satu kok, di mana? Cuma tempatnya di pisahkan," ujar Terawan di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Jakarta, Kamis (27/2/2020).

Sementara itu, terkait WNI yang masih dirawat di Jepang, Terawan menjelaskan bahwa mereka akan terus menjalani perawatan hingga sembuh.

"Yang sembilan dirawat di Jepang biar sampai sembuh baru nanti kita bawa. Itu urusan kedua karena namanya orang sakit kan enggak boleh keluar. PHE IC kan sudah jelas," ungkapnya.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut, bahwa ada total 78 WNI yang berada di Kapal Diamond Princess. Namun delapan di antaranya dinyatakan positif terjangkit virus corona dan tengah mendapatkan penanganan medis di Jepang.

"Jadi jumlahnya 78 dari sembilan sampai kemarin dinyatakan positif. Kemudian satu sudah dinyatakan negatif, jadi yang positif ada delapan," ungkap dia.

Sedangkan dua WNI lainnya memutuskan untuk tetap tinggal di Jepang meski negatif virus corona. Dua orang tersebut memilih tetap bekerja di kapal Diamond Princess dan menolak dievakuasi. Sehingga, hanya 68 WNI yang akan dijemput pulang.

"Evakuasi ini sifatnya sukarela. Jadi jika ada WN yang memilih untuk tinggal. Sampai saat ini, bisa saja ada perubahan. Ada 68 yang akan dievakuasi," jelasnya.


Lebih Baik dari Natuna

Pulau Sebaru Kecil ditetapkan menjadi lokasi observasi 188 Warga Negara Indonesia (WNI) dari Kapal Pesiar World Dream.
Pulau Sebaru Kecil ditetapkan menjadi lokasi observasi 188 Warga Negara Indonesia (WNI) dari Kapal Pesiar World Dream.

Lokasi observasi Warga Negara Indonesia (WNI) di Pulau Sebaru Kecil disebut lebih bagus dibanding Natuna, Kepulauan Riau. Natuna menjadi lokasi observasi WNI yang dipulangkan dari Hubei, Wuhan. Hanggar dan tenda digunakan saat observasi WNI di Natuna.

Direktur Pengelolaan Logistik dan Peralatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Rustian menyampaikan, salah satu pertimbangan pemerintah Indonesia memilih Pulau Sebaru Kecil sebagai lokasi observasi WNI terkait virus corona (COVID-19) karena pulau tersebut pernah dipakai sebagai tempat rehabilitasi pecandu narkoba.

Dalam keterangan resmi yang diterima Liputan6.com, infrastruktur pendukung, seperti gedung juga sumber mata air tersedia di Pulau Sebaru Kecil. Sebanyak 188 WNI Kapal World Dream yang diobservasi akan menempati bekas gedung rehabilitasi.

"Gedung rehabilitasi telah disulap menjadi ruang observasi. Hal ini dilakukan untuk berjaga-jaga terhadap ancaman virus corona," ungkap Rustian di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (26/2/2020).

"Pulau Sebaru ini adalah rumah. Jadi, ada kamar-kamarnya yang bagus, fasilitasnya sudah lengkap dan jauh lebih bagus dari Natuna sebelumnya. Diestimasikan dapat menampung sekitar 200 orang."

Observasi WNI di Pulau Sebaru Kecil memakan waktu 14 hari, terhitung sejak WNI tiba di pulau tersebut.

Lebih dari 760 personel gabungan disiagakan. Mereka terdiri dari Tentara Nasional Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dan tim tenaga kesehatan dari Kementerian Kesehatan.

"Mereka menyiapkan alat kesehatan, sanitasi, hingga dapur umum untuk menampung para WNI ABK (Anak Buah Kapal) World Dream, yang diprediksi akan tiba di Pulau Sebaru Kecil pada Kamis (27/2/2020) sore,” tambah Rustian.

Seluruh WNI dijemput dengan KRI Soeharso pada Rabu (27/2/2020) siang.

Menurut keterangan dari Juru Bicara Kepresidenan RI, Fadjroel Rachman, proses evakuasi kemanusiaan dari kapal ke kapal (boat to boat) berlangsung beberapa jam.

Selanjutnya, KRI Soeharso akan berlayar ke pulau lokasi observasi, Pulau Sebaru Kecil.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya