Liputan6.com, Jakarta - Polisi terus berupaya menegakkan aturan larangan mudik Lebaran 2020 sambil menjalankan operasi kemanusiaan selama pandemi virus Corona atau Covid-19. Kali ini, petugas membagikan beras kepada para pemudik yang koperatif diputarbalik.
Kakorlantas Polri Irjen Istiono menyampaikan, langkah tersebut diterapkan di Exit Tol Pejagan, Brebes, Jawa Tengah.
Baca Juga
"Itu yang diputarbalikkan juga diberikan beras. Per mobil 5 kilogram," tutur Istiono dalam keterangannya, Sabtu (2/5/2020).
Advertisement
Istiono menyebut, pembagian beras menjadi salah satu langkah persuasif dan humanis Polri dalam menegakkan aturan larangan mudik. Sambil tetap memberikan edukasi ke masyarakat pentingnya mengikuti arahan pemerintah dalam menanggulangi penyebaran Covid-19.
"Semakin hari semakin turun pemudik. Di titik ini 565 kendaraan hari ini yang sudah diputarbalikkan," jelas dia.
Petugas penjaga tiap titik pos penyekatan pun berusaha maksimal melakukan pengawasan. Istiono menegaskan, pihaknya tidak akan membiarkan adanya celah bagi pemudik bandel.
"Kita 24 jam gantian. Ini konsep penyekatan kan nggak boleh ditinggalkan. Yang sahur dan buka puasa gantian. All out ada di penyekatan," Istiono menandaskan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
15 Ribu Kendaraan Diputar Balik
Sebelumnya, tercatat hingga hari keenam penerapan Operasi Ketupat 2020, sudah ada 15 ribu lebih kendaraan yang diputar balik lantaran bermaksud keluar atau masuk suatu daerah saat pandemi virus Corona atau Covid-19.
"Evaluasinya 15.239 kendaraan yang sudah kita putar balik," tutur Kabag Ops Korlantas Polri Kombes Benyamin saat diskusi melalui Telegroup Discussion Divisi Humas Polri di kawasan Jakarta Selatan, Kamis 30 April 2020.
Menurut Benyamin, kendaraan pribadi pemudik mendominasi operasi putar balik tersebut baik itu mobil mau pun motor. Kemudian kendaraan umum mencakup bus dan elf.
"Penyekatan ini hanya untuk orang mudik. Kalau barang tidak kita sekat. Kendaraan barang kita tetap ijinkan melintas agar ekonomi ini tetap berjalan," jelas dia.
Ada sebanyak 52 titik penyekatan seluruh Indonesia. Di Jakarta sendiri ada 19 pos sekat di antaranya kawasan Cikarang Barat, perbatasan Karawang-Bekasi, Bitung, hingga Merak-Bakauheni.
"Tapi kalau dia mau bekerja, boleh. Atau memang punya tempat tinggal di sana. Atau ada hal-hal lain seperti keluarga yang meninggal. Karena operasi ini adalah operasi kemanusiaan," Benyamin menandaskan.
Advertisement