Lebih 1.200 Bencana Landa Indonesia Sejak Awal Tahun hingga 7 Mei 2020

Sejumlah bencana ini menelan korban jiwa dan kerusakan.

oleh Yopi Makdori diperbarui 09 Mei 2020, 02:29 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2020, 02:29 WIB
Banjir Bandang
Banjir bandang membawa material lumpur setinggi 50 cm, selain juga batang-batang kayu dan bebatuan dari gunung. Banjir bandang dan longsor menerjang Desa Bambakanini, Kecamatan Pinembani, Kabupaten Donggala. (Liputan6.com/ Heri Susanto)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat lebih dari 1.200 bencana terjadi sejak awal tahun hingga awal Mei 2020. Sebanyak 99 persen bencana masih didominasi hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor dan puting beliung. Data BNPB per Jumat (8/5/2020) menyebutkan 172 orang meninggal akibat bencana tersebut.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati mengungkapkan, bencana paling dominan yaitu banjir dengan jumlah kejadian 457 kali, puting beliung 359, tanah longsor 275 dan gelombang pasang atau abrasi 2.

"Di samping itu, kategori bencana hidrometeorologi lain yang jumlahnya tinggi yaitu kebakaran hutan dan lahan (karhutla), 119 kali. Total kejadian bencana berjumlah 1.221. Di samping bencana tersebut, BNPB mencatat juga bencana lain seperti letusan gunung api 3 kali dan gempa bumi 5. Jumlah kejadian bencana ini di luar bencana non-alam, yaitu pandemi COVID-19," paparnya melalui keterangan tertulis, Jumat (8/5/2020).

Sementara itu, kata Jati, sejumlah bencana ini menelan korban jiwa dan kerusakan. Korban luka-luka sebanyak 235 orang, mengungsi 8, mengungsi 1,97 juta. Kerusakan berupa rumah mencapai 17.105 unit, sedangkan infrastruktur lain seperti fasilitas pendidikan 327 unit, peribadatan 394, kesehatan 32, perkantoran 58 dan jembatan 172 unit.

"Bencana banjir merupakan kejadian yang paling banyak memakan korban meninggal dunia, dengan jumlah 120 orang, sedangkan tanah longsor 46 dan puting beliung 5. Banjir juga menyebabkan sebagian besar warga harus mengungsi, dengan jumlah 1.951.412 orang," dia menjelaskan.

Memasuki bulan kelima ini, lanjut dia musim kemarau termonitor di sebagian besar wilayah Indonesia. Meskipun bencana banjir dan longsor masih terjadi. Terakhir seperti banjir di enam desa di wilayah Banda Aceh pada hari ini.

"BMKG melaporkan bahwa puncak musim kemarau pada Agustus 2020. Diprakirakan kondisi hujan normal pada musim kemarau, sedangkan selama kemarau perlu mendapatkan perhatian terhadap potensi karhutla dan kekeringan," tukasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Karhutla

Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin mengatakan bahwa daerah rawan karhutla di Pulau Sumatera, seperti Riau, Jambi dan Sumatera Selatan. Berdasarkan analisis BMKG, wilayah tersebut diprakirakan akan mendapatkan curah hujan menengah sampai rendah pada bulan Juni – September 2020.

Daerah rawan karhutla di Pulau Kalimantan meliputi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Wilayah-wilayah ini akan mendapatkan curah hujan menengah hingga rendah pada bulan Agustus dan September 2020.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya