Kampanyekan 4 Sehat 5 Sempurna Lawan Covid-19, Ketua BNPB Bertemu dengan Cucu Pencetus Slogan

Menurut Doni saat ini terpenting masyarakat mampu beradaptasi untuk melakukan disiplin mematuhi protokol kesehatan.

oleh Ika Defianti diperbarui 28 Mei 2020, 09:27 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2020, 09:26 WIB
Kepala BNPB Doni Monardo bertemu dengan cucu pencetus slogan 4 sehat lima sempurna, Poorwo Soedarmo, Rini Sekartini. (Dok: BNPB)
Kepala BNPB Doni Monardo bertemu dengan cucu pencetus slogan 4 sehat lima sempurna, Poorwo Soedarmo, Rini Sekartini. (Dok: BNPB)

Liputan6.com, Jakarta Gerakan 4 sehat 5 sempurna versi lama mungkin sudah terdengar asing oleh anak-anak zaman sekarang, sebab slogan itu lebih terkenal untuk anak era 70-an. Slogan itu untuk menyebutkan lima kelompok makanan mulai makanan pokok, lauk-pauk, sayur-sayuran, buah-buahan, dan susu sebagai penyempurna.

Namun, saat ini versi lama telah diubah oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo untuk pencegahan penyebaran virus corona atau Covid-19. Urutannya yakni gunakan masker, jaga jarak, physical dan social distancing, rajin cuci tangan dengan sabun, olahraga, cukup tidur serta tidak panik, dan makanan yang bernutrisi.

Menurut Doni saat ini terpenting masyarakat mampu beradaptasi untuk melakukan disiplin mematuhi protokol kesehatan. 

"Beradaptasi, menjadi kunci. Jika slogan 4 sehat 5 sempurna mampu diimplementasikan oleh setiap individu, niscaya kita tidak perlu mengkhawatirkan virus corona sepanjang disiplin mematuhi protokol kesehatan," ucap Doni dalam keterangan tertulisnya, Kamis (28/5/2020). 

Setelah slogan versi baru diumumkan ke publik, Doni dipertemukan dengan Rini Sekartini cucu dari pencetus slogan 4 sehat 5 sempurna, Poorwo Soedarmo. Rini mengaku senang slogan tersebut mulai hidup kembali. 

"Kami juga ngobrol tentang perubahan nomenklatur.Saya berbicara mewakili keluarga besar. Mereka semua mengapresiasi semboyan baru yang mengadopsi serta menyempurnakan semboyan yang dicetuskan kakek kami," kata Rini. 

Dia mengharapkan semboyan yang lebih melekat pada masyarakat Indonesia berusia 40 tahun ke atas tersebut mampu mengubah perilaku dalam menghadapi Covid-19.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Bapak Gizi Indonesia

Selain itu, Rini mendorong Ketua BNPB untuk memasukkan slogan versi baru ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sebab saat itu semboyan itu terkenal di masyarakat melalui jalur pendidikan. 

"Ini salah satu jalur yang akan menjamin slogan melekat hidup lama di tengah-tengah masyarakat," ucapnya. 

Poorwo Soedarmo diketahui selain sebagai pencetus slogan 4 sehat 5 sempurna juga dikenal  sebagai bapak gizi Indonesia. Poorwo merupakan lulusan sekolah kedokteran Stovia tahun 1927 dan salah satu Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 

Poorwo tercatat sebagai penerima Bintang Mahaputra Utama tahun 1992 dari Pemerintah Indonesia atas jasa mengembangkan gizi. Selain itu dia juga mendapat piagam penghargaan Ksatria Bakti Husada Kelas I pada tahun 1993.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya