Liputan6.com, Jakarta Untuk memulihkan ekonomi di sektor pariwisata setelah dihantam pandemi Covid-19, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi berkolaborasi dengan perusahaan penyedia layanan perjalanan dan gaya hidup, Traveloka.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, Traveloka telah menggelar survei tentang destinasi favorit wisatawan domestik yang ingin dikunjungi setelah sektor pariwisata kembali dibuka. Hasilnya, Banyuwangi berada di posisi ketiga di bawah Bali dan Yogyakarta.
Baca Juga
”Berdasarkan survei Traveloka ke para penggunanya, Banyuwangi masuk tiga besar favorit destinasi. Maka, langkah-langkah pemulihan sektor wisata harus segera dilakukan. Salah satunya kami dibantu oleh Traveloka yang akan memperkuat pemasaran wisata Banyuwangi,” ujar Anas, Sabtu (1/8/2020).
Advertisement
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dilakukan oleh Bupati Anas dan Co Founder dan Direktur Traveloka, Albert di Pendopo Sabha Swagata, Rabu (29/7/2020) lalu.
Anas menjelaskan, sektor pariwisata adalah pengungkit sektor lainnya di Banyuwangi. Sektor pariwisata mendorong peningkatan sektor olahan pangan alias kuliner, berbagai produk kreasi UMKM, jasa transportasi, dan sebagainya. ”Turunannya banyak dan memengaruhi kesejahteraan banyak orang,” ujarnya.
”Sehingga dengan pemulihan ekonomi sektor wisata, gerak perekonomian lokal akan kembali bergeliat. Pekerja pariwisata yang dirumahkan kembali bekerja, UMKM kembali berproduksi, dan sebagainya. Tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan,” imbuh Anas.
Sementara itu, Co -Founder dan Direktur Traveloka Albert mengatakan, pihaknya berkomitmen membantu Banyuwangi untuk terus berkembang.
“Kami berharap kerja sama ini dapat membantu para mitra di Banyuwangi dalam mempercepat pemulihan operasional bisnisnya di era normal baru ini melalui pemanfaatan teknologi sebagai medium utamanya,” Kata Albert.
Salah satu yang difokuskan pada tahap awal, lanjut Albert, adalah pengembangan homestay yang kini banyak tumbuh di Banyuwangi. Tak hanya memudahkan wisatawan untuk mendapatkan akses yang terdigitalisasi, pemanfaatan teknologi platform Traveloka juga memudahkan para pelaku homestay untuk memasarkan produk dan layanannya kepada konsumen.
"Kami akan mengintegrasi homestay-homestay di Banyuwangi dengan teknologi Traveloka. Kami punya data-data kecenderungan konsumen wisata yang bisa diintegrasikan dengan homestay di Banyuwangi. Sehingga homestay akan mendapatkan jangkauan target konsumen yang luas dan tepat," imbuhnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Muhammad Yanuarto Bramuda, mengatakan, bersama Traveloka, homestay di Banyuwangi akan membuat paket tidak hanya penginapan, namun juga dengan atraksi wisata sesuai potensi yang ada di kawasan tersebut.
"Misalnya homestay di perkebunan kopi, tidak hanya menawarkan penginapan saja, namun juga menyajikan paket atraksi memetik, menyangrai, mengolah kopi," kata Bramuda.
"Atau homestay di kawasan batik. Wisatawan bisa mendapat atraksi wisata dengan diajak mencanting batik," tambahnya.
Dengan demikian akan memberi nilai tambah bagi homestay itu sendiri. Misalnya harga kamar Rp 100.000, ditambah atraksi wisata menjadi Rp 200.000 hingga Rp 300.000. "Itu akan menjadi pengalaman bagi wisatawan," pungkasnya.
(*)