GeNose, Alat Pendeteksi Covid-19 Buatan UGM yang Diklaim Punya Akurasi Tinggi

GeNose, alat pendeteksi Covid-19 melalui hembusan nafas diklaim memiliki tingkat akurasi ketepatan mencapai 97 persen.

oleh Yopi Makdori diperbarui 25 Sep 2020, 12:54 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2020, 12:54 WIB
GeNose, alat pendeteksi Covid-19 melalui hembusan nafas diklaim memiliki tingkat akurasi ketepatan mencapai 97 persen.
GeNose, alat pendeteksi Covid-19 melalui hembusan nafas diklaim memiliki tingkat akurasi ketepatan mencapai 97 persen.

Liputan6.com, Jakarta GeNose, alat pendeteksi Covid-19 melalui hembusan nafas diklaim memiliki tingkat akurasi ketepatan mencapai 97 persen. Buah karya ilmuwan Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta bersama sejumlah pihak itu dinilai begitu praktis dan mudah digunakan.

Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan, Kemenristek/BRIN, Muhammad Dimyati menyampaikan bahwa GeNose merupakan bentuk nyata dari keberhasilan sinergi peneliti di perguruan tinggi dengan industri dan pemerintah dalam menghasilkan inovasi.

"Memasuki uji klinis tahap dua, berbagai pihak termasuk Tim TNI AD, Polri, dan berbagai pihak yang lain bersama-sama membantu dengan mendorong rumah sakitnya menjadi tempat uji klinis. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada BIN dan Polri yang berpartisipasi aktif mendukung tim peneliti Indonesia sehingga menghasilkan karya inovasi yang luar biasa," terang Dimyati dalam keterangan tulis, Kamis (24/9/2020).

Sementara itu, Wakil Rektor UGM Bidang Kerjasama dan Alumni, Paripurna dalam penjelasannya mengatakan bahwa alat yang berbasis kecerdasan artifisial ini memiliki spesifitas dan sensitivitas yang tinggi serta yang terpenting adalah non-invasif. Sehingga diharapkan masyarakat tidak takut lagi melakukan tes. 

"Keberadaan alat ini memang sudah ditunggu, namun kami harus tetap disiplin mengikuti clinical test yang kedua ini selesai. Mengenai hilirisasi, kami akan bekerja sama dengan industri dan bimbingan serta dukungan Kemenristek/BRIN serta mitra kami BIN untuk pengembangannya," jelas Paripurna.

Pengembangan alat ini juga mendapatkan dukungan positif dari Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro yang menyatakan siap untuk mendorong, memfasilitasi serta mendukung kegiatan pengembangan itu. 

"Kami sangat menyambut baik teknologi dari UGM, harapannya alat ini bisa menjadi solusi bagi upaya skrining yang cepat, murah, dan akurat. Covid-19 ini istilahnya penyakit yang menyasar saluran pernapasan kita, jadi pendeteksian lewat embusan nafas sangat tepat," ungkap Menristek/Kepala BRIN.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Diditeksi Lewat Hembusan Napas

Adapun rupa dari alat ini berbentuk kotak yang sekilas mirip seperti proyektor portable.

GeNose ini mendeteksi Covid-19 melalui hembusan nafas yang aplikasinya terhubung dengan sistem cloud computing atau komputasi awan untuk mendapatkan hasil diagnosis secara real time. GeNose juga mampu bekerja secara paralel melalui proses diagnosis yang tersentral di dalam sistem sehingga validitas data dapat terjaga untuk semua alat yang terkoneksi. 

Data yang terkumpul di dalam sistem selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk keperluan pemetaan, pelacakan, dan pemantauan penyebaran pandemi secara aktual.

“Menariknya lagi pengembangan GeNose yang memanfaatkan pendekatan Revolusi Industri 4.0 dalam hal ini kecerdasan artifisial. Penguasaan konsep big data dengan kecerdasan artifisial menjadi kunci dari akurasi GeNose,” tambah Menteri Bambang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya