Liputan6.com, Jakarta Pemerintah membentuk tim investigasi mengusut kasus penembakan pendeta Yeremia Zanambani yang tewas di Distrik Hitadipa Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua. Tim investigasi ini nantinya akan berkerja sama dengan pihak gereja, masyarakat adat dan pemerintah daerah untuk menemukan pelaku penembakan.
"Tindakan semena-mena ini tidak bisa dibiarkan, harus mendapatkan perhatian serius, dan diusut tuntas secara transparan dalam waktu yang singkat," ujar Deputi V Kantor Staf Presiden Jaleswari Pramodhawardani dalam keterangan persnya, Senin (28/9/2020).
Jaleswari mengatakan, pemerintah berkomitmen menjaga hak keadilan dari almarhum sebagai warga negara Indonesia. Siapapun pihak yang bersalah akan ditindak tegas.Â
Advertisement
Dia mengatakan seruan dari Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Anggota DPR RI Dapil Papua, Organisasi gereja dan masyarakat di Provinsi Papua atas kasus ini, sudah diterima dengan baik oleh pemerintah. Jaleswari mengapresiasi peran aktif dari masyarakat Papua untuk penuntasan kasus ini.
"Pemerintah mengajak seluruh pihak untuk mengedepankan sikap tenang dan bersama-sama menjaga perdamaian di tanah Papua," tegas dia.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Duka untuk TNI yang Gugur
Jaleswari juga menyampaikan rasa duka atas wafatnya pendeta Yeremia Zanambani yang juga Ketua Klasis Gereja Kemah Injil Indonesia. Pemerintah juga turut berduka atas gugurnya beberapa prajurit TNI serta warga sipil dalam aksi kekerasan di wilayah tersebut.
Adapun prajurit TNI yang gugur akibat aksi penembakan tersebut adalah Serka Sahlan dan Pratu Dwi Akbar Utomo. Sementara, warga sipil yang menjadi korban adalah Laode Anas, Bahdawi, dan Fatur Rahman.
"Atas kejadian tersebut, pemerintah akan lakukan pendampingan dan bantuan yang dibutuhkan kepada keluarga yang ditinggalkan," kata Jaleswari.
Sebelumnya, pada tanggal 19 September 2020, terjadi insiden penembakan di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua terhadap seorang tokoh agama Pendeta Yeremia Zanambani.Â
Advertisement