LAN Pandang Positif Peran BIN dalam Menanggulangi Covid-19

Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Adi Suryanto mengatakan, pihaknya memandang positif soal peran Badan Intelijen Negara (BIN).

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 29 Sep 2020, 17:26 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2020, 17:26 WIB
BIN Gelar Tes Swab Massal di Gedung KPU
Petugas kesehatan mendata pegawai KPU dan Wartawan saat mengikuti swab test dan tes diagnostik cepat (rapid test) COVID-19 secara massal di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (4/8/2020). (merdeka.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Adi Suryanto mengatakan, pihaknya memandang positif soal peran Badan Intelijen Negara (BIN) dalam menanganggulangi Covid-19.

Dia juga menegaskan, pihaknya tidak pernah beropini atau menilai perbedaan hasil yang dikeluarkan.

"Kami terus memandang positif kiprah BIN ikut berperan dalam pencegahan dan penanggulan Covid-19 di Indonesia, dan kami tak pernah menilai atau beropini terkait perbedaan hasil," kata Adi dalam siaran persnya, Selasa (29/9/2020).

Dia menegaskan, kegiatan swab test Covid-19, merupakan inisiatif LAN.

"Kegiatan tes swab tersebut merupakan inisiatif LAN karena keterbatasan anggaran saat itu dan kebutuhan LAN untuk memastikan status kesehatan bagi pegawainya," jelas Adi.

Karenanya, LAN menyampaikan, terima kasih dan apresiasi tinggi kepada BIN yang telah menyelenggarakan swab test Covid-19 kepada pegawainya pada hari Selasa, tanggal 21 Juli 2020.

"Hal itu dilakukan sebagai respon cepat LAN pasca meninggalnya seorang Pegawai karena Covid-19," kata Adi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Penjelasan BIN

Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Hari Purwanto meluruskan polemik perbedaan hasil tes usap atau swab test Covid-19 yang dilakukan pihaknya dan tempat lain. Menurut Wawan perbedaan terjadi dikarenakan BIN memiliki standar berbeda yang lebih sensitif. Sehingga dapat mendeteksi virus dengan lebih akurat pada seorang tak bergejala atau asimptomatik.

"BIN menerapkan ambang batas standar hasil PCR tes lebih tinggi dibandingkan institusi lain. Nilai CT QPCR atau ambang batas bawah hasil tes PCR biasanya adalah 35, tapi BIN menaikkan ambang batas bawah menjadi 40," jelas Wawan saat dihubungi, Senin (28/9/2020).

Wawan menambahkan, BIN juga melakukan validitas melalui triangulasi 3 jenis gen, yaitu RNP/IC, N dan ORF1ab. Dia juga merinci, tiga faktor penyebab hasil tes usap positif menjadi negatif. Pertama jasad renik virus yang sudah berkurang dan hampir hilang, kedua bias pre-anaitik, dan ketiga, sensitivitas reagen.

"BIN menggunakan reagen perkin elmer dari Amerika Serikat, A-star fortitude dari Singapura, dan Wuhan easy diag asal China. Reagen tersebut memiliki standar lebih tinggi dan sensitif terhadap strain Covid-19 dibanding genolution dari Korea dan liferiver dari China," jelas Wawan.

Karenanya, lanjut Wawan, hasil berbeda terhadap tes usap dapat dipengaruhi sejumlah faktor yang telah dijelaskannya, seperti kondisi alat, waktu uji, kondisi pasien, dan kualitas tes kit.

"Alat digunakan BIN sudah melewati proses sertifikasi oleh lembaga internasional dan dinyatakan layak sesuai standar bersertifikat juga telah didesain mengikuti standar protokol laboratorium, proses sertifikasi metode tes oleh BIN juga dilakukan oleh lembaga sertifikasi internasional, World Bio Haztec asal Singapura dengan kerjasama LBM Eijkman untuk standar hasilnya," Wawan menandasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya