Kementan Siapkan Penyuluh Terbaik untuk Food Estate di Sumba

Kementerian Pertanian terus mendorong kemampuan penyuluh untuk mendampingi petani dalam pembangunan food estate, yang salah satunya di Sumba NTT.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Nov 2020, 21:08 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2020, 18:57 WIB
kementan
Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Siti Munifah (kiri) dan Bupati Sumba Tengah Paulus S K Limu dalam kunjungan di food estate Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (12/10/2020). (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Siti Munifah, mengatakan food estate masuk dalam program Kementerian Pertanian yang digagas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

"Food estate merupakan program yang dicanangkan Presiden Joko Widodo dan dipertegas juga oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di mana disetiap provinsi harus ada dua pengembangan food estete di dua kabupaten. Hal tersebut untuk penyediaan pangan daerah maupun peningkatan ekspor," ujar Siti Munifah saat melakukan kunjungan di food estate Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (12/10/2020).

Menurutnya, Kementerian Pertanian melalui BPPSDMP terus mendorong kemampuan penyuluh untuk mendampingi petani dan mau berkomitmen dalam pelaksanaan pembangunan food estate yang salah satunya di Sumba NTT.

Siti Munifah menambahkam, untuk mempercepat pembangunan pertanian harus dimulai dari desa dan untuk mempercepat komunikasi antara Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) kecamatan, Kementan sudah membentuk Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) yang merupakan transformasi dari BPP. Dengan Kostratani, fungsi BPP lebih ditingkatkan berbasis IT dan single data.

"Kalau Bupati mau menyampaikan atau melihat data produktivitas terkait food estate bisa di Kostratani. Dan melalui komunikasi lewat Kostratani, semua permasalahan di lapangan akan diatasi melalui lintas Direktorat Jenderal Kementan," ujar Siti Munifah.

Sementara Bupati Sumba Tengah, Paulus S K Limu mengatakan, program food estate dan Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) yang diinisiasi Gubernur NTT, akan mampu meningkatkan ekonomi dan pendapatan masyarakat khususnya di Sumba Barat.

"Pemda Sumba Tengah telah menyiapkan lahan seluas 5.000 hektare untuk pengembangan food estate. Lahan tersebut 3.000 hektare untuk lahan sawah dan 2.000 hektare untuk lahan ladangnya. Selama 2 bulan ini, kami sudah olah lahan jagung 800 hektare, selebihnya Tanpa Olah Tanah (TOT). Sedangkan untuk lahan sawah sedang dilakukan proses sambil menunggu cuaca yang baik," terangnya.

Kawasan food estate nantinya tidak hanya tanam jagung dan padi saja, tapi juga tanaman lain seperti buah dan sayur serta perkebunan, sehingga akan menjadi kawasan agrowisata.

"Di setiap kesempatan saya selalu bilang, saya bukan bupatinya Sumba Tengah, tetapi bupatinya food estate. Hal tersebut karena saya mau Sumba Tengah keluar dari kemiskinan yang 36 persen. Dan untuk mengurangi kemiskinan tersebut, harus kembali kepada pertanian, perkebunan dan dan perikanan, tanpa itu semua tidak bisa," ujar Paulus.

Paulus menambahkan, bahwa untuk melakukan pengembangan food estate harus direncanakan dengan matang, baik dari segi pemakaian benih unggul, pemupukan serta menggunaan teknologi alat dan mesin pertanian.

"Saat penanaman juga dilakukan dengan brigade, yaitu melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama, SMK, serta babinsa, karena kalau dilakukan sendiri tidak bisa. Yang menjadi permasalahan dalam pengolahan lahan adalah kurangnya alsintan, kalau alsintannya lebih banyak akan lebih baik. Tapi kami tidak, kami juga tidak mengeluh dan terus berjalan," tambahnya.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Membantu Ketahanan Pangan

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Lecky Frederich Koli mengungkapkan, program food estate dan TJPS sangat membantu dalam ketahanan pangan dan ketahanan ekonomi daerah NTT.

Menurutnya, ketahanan pangan melalui penanaman jagung dan kedelai diharapkan mampu menjaga ketahanan pangan, sedangkan ketahanan ekonomi ada pada pertanian, peternakan, dan perkebunan.

Kita berharap dengan program tersebut, 2-3 tahun kedepan bisa membangun ketahanan dan ekonomi yang lebih baik," ucapnya.

Secara terpisah Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengatakan akan mendukung program food estate.

"Kita mendukung peningkatan produktivitas di food estate melalui Kostratani. Karena Kostratani dihadirkan untuk memaksimalkan pertanian dari kecamatan," tuturnya.

Sementara Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mempertegas food estate akan memperkuat ketahanan pangan.

"Dengan food estate kita menjamin ketersediaan pangan, dan memastikan ketahanan pangan tetap terjaga," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya