Kementan: Kehadiran P4S Jadi Harapan Baru Petani Milenial Bali

Kehadiran Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) menjadi salah satu elemen penting dalam pembangunan pertanian.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Des 2020, 19:10 WIB
Diterbitkan 14 Des 2020, 16:14 WIB
kementan
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi bersama Petani Muda Keren di Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Kementan di Buleleng, Bali Sabtu (12/12/2020). (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan bahwa Kementan memiliki atensi yang besar dalam menumbuhkan minat generasi muda dalam mengembangkan pertanian modern. Apalagi sektor pertanian sedang memasuki era baru yang memiliki pendekatan online sistem dan kecerdasan buatan (artificial intelligence). Menurutnya, langkah intervensi pertanian baru harus dilakukan agar Indonesia benar-benar maju, mandiri dan berdaulat pangan.

"Di era sekarang, startup dan robot construction sudah menjadi bagian dari pertanian. Dengan begitu digital system menjadi pendekatan baru di sektor pertanian masa depan. Anak muda tidak perlu turun ke lumpur, cukup mainkan remote control sudah bisa tanam dan panen," jelas SYL.

Kehadiran Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) menjadi salah satu elemen penting dalam pembangunan pertanian. Bahkan kini pemerintah mendorong optimasi peran P4S untuk menggaet milenial untuk terjun ke dunia pertanian.

P4S merupakan lembaga pelatihan pertanian dan pedesaan yang didirikan, dimiliki, dikelola oleh petani secara swadaya baik perorangan maupun berkelompok dan diharapkan dapat secara langsung berperan aktif dalam pembangunan pertanian melalui pengembangan sumber daya manusia pertanian dalam bentuk pelatihan/permagangan bagi petani dan masyarakat di wilayahnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi dalam kunjungannya ke P4S Petani Muda Keren, Bedugul, Bali, Sabtu (12/12/2020) mengaku bangga dengan keberadaan petani muda tersebut.

"Saya bangga dan menyambut baik terbentuknya P4S PMK yang mampu menintegrasikan sistem pertanian hulu hilir hingga ekspor, dengan mengoptimalkan Internet of Things (IOT) yang betul-betul meningkatkan produktivitas dan nilai tambah bagi petani," ujar Dedi.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Pintar Bersama Hebat Bersama

Sementara Agung Wedha selaku Ketua Komunitas Petani Muda Keren, menyampaikan P4S Petani Muda Keren memiliki konsep Small Scale Integrated Farming, kecil-kecil tapi banyak namun terintegrasi yang terdiri dari para Champion Muda berbagai komoditas seperti manggis, vanili, stroberi, kopi, sayur dan buah pisang dan sudah mampu melakukan ekspor.

"Kami menggunakan IOT di kebun dan aplikasi online market place sehingga seluruh aktivitas pertanian di kebun, waktu tanam, waktu panen dan informasi pasar dapat dimonitor real time. Visi PMK adalah Pintar Bersama Hebat Bersama, orang Indonesia harus bangga pada petani dan pangan harus jadi nomor satu, pariwisata adalah bonus aktivitas pertanian," papar Agung.  

Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Bustanul Arifin Caya selaku Direktur Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling up Initiative (READSI), menyampaikan konsep pengembangan P4S seperti PMK Bali akan direplikasi untuk penumbuhan P4S di lokasi program khususnya di Sulawesi untuk komoditas Kakao dengan model pemberdayaan spesifik lokalita.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya