Masyarakat Diminta Waspada Potensi Gempa dan Tsunami di Tahun 2021

Sumber gempa di Indonesia sangat banyak, yaitu 13 segmen megathrust dan lebih dari 295 segmen sesar aktif.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Des 2020, 05:29 WIB
Diterbitkan 30 Des 2020, 05:29 WIB
Gempa Magnitudo 5,4 yang Guncang Bali Terasa Sampai ke Lombok
Pulau Bali kembali diguncang gempa pada Kamis (23/8/2018) dan guncangannya terasa hingga sampai ke Lombok. (Ilustrasi: Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Jakarta - Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengimbau masyarakat Indonesia untuk waspada terhadap potensi gempa dan tsunami pada tahun 2021 mendatang.

Menurutnya, wilayah Indonesia merupakan wilayah yang aktif gempa. Dia mengatakan, sumber gempa di Indonesia sangat banyak, yaitu 13 segmen megathrust dan lebih dari 295 segmen sesar aktif.

Dia mencatat, rata-rata kegempaan dalam setahun terjadi sebanyak 6.000 kali dan sepanjang tahun 2020 ini, gempa terjadi sebanyak 8.264 kali.

"Merefleksikan kejadian gempa pada tahun ini, masyarakat harus tetap waspada. Sebanyak 8.264 kali gempa terjadi sepanjang 2020. Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan pada tahun lalu, sebanyak 11.515 kali," kata Daryono saat konferensi pers Kaleidoskop Kebencanaan 2020 yang disiarkan di youtube BNPB, Selasa (29/12).

Untuk itu, ada beberapa zona seismic gap yang harus diwaspadai, seperti zona subduksi Mentawai, selatan Banten-Selat Sunda, selatan Bali, Lempeng Laut Maluku, Lempeng Laut Filipina dan Tunjaman Utara Papua.

Kemudian, zona seismic gap lain yang perlu diwaspadai yaitu zona sesar Lembang, segmen Aceh, segmen Matano dan Sesar Sorong.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Wilayah Sangat Aktif Gempa

Sementara itu, wilayah yang sangat aktif gempa yaitu wilayah Barat Aceh, Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Maluku Utara dan Seram. Sehingga menurutnya, masyarakat harus selalu waspada terhadap bahaya gempa bumi setiap saat.

"Kewaspadaan menjadi titik berat mengingat potensi bahaya yang dapat mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan kerusakan infrastruktur," ujarnya.

"Berdasarkan catatan katalog gempa merusak tidak harus berkekuatan besar (M>6,0) tetapi gempa dangkal berkekuatan 4,0 - 5,0 dapat merusak," tambahnya.

Bukan hanya mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap gempa bumi, dia juga meminta agar masyarakat mewaspadai gempa yang berpotensi tsunami. Sebab, berdasarkan statistik setiap dua tahun sekali, terjadi gempa berpotensi tsunami di Indonesia

"Tahun 2020 ini memang tidak terjadi gempa berpotensi tsunami tapi sebagai langkah antisipasi masyarakat pesisir rawan tsunami wajib memahami konsep evakuasi mandiri.” imbuhnya

Daryono menyampaikan, gempa dengan kekuatan lebih dari M5.0 sebanyak 244 kali, sedangkan kurang dari M5.0 sebanyak 8.020 kali. Sementara, 754 kali gempa yang dirasakan masyarakat dengan tingkat guncangan yang berbeda-beda.

Reporter: Rifa Yusya Adilah

Sumber: Merdeka.com

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya