Liputan6.com, Jakarta - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung sudah melebihi kapasitas untuk menampung sampah di Kota Depok.
Kepala UPTD TPA Cipayung, Ardan mengatakan, setiap harinya, sampah di Kota Depok mencapai 1.565 ton. Namun, hanya 934 ton sampah yang masuk ke TPA Cipayung.
“Hanya 934 ton sampah yang dapat masuk ke TPA Cipayung, sampah organik dapat di tampung di TPS di wilayah Kota Depok untuk dijadikan pupuk,” ujar Ardan, Sabtu (23/1/2021).
Advertisement
Ardan menjelaskan, mengingat banyaknya sampah di Kota Depok membuat pihaknya mencari cara untuk mengurangi kapasitas sampah ke TPA Cipayung. Apalagi, TPA Cipayung hanya memiliki luas sekitar 10 hektar, sementara untuk menampung sampah hanya 4,5 hektar.
“Lahan yang digunakan untuk untuk menampung sampah seluas 4,5 hektar dan sisanya keperluan lain dan pengelolaan sampah,” terang Ardan.
Ardan mengungkapkan, untuk mengurangi kapasitas beban sampah di TPA Cipayung, Pemerintah Kota Depok akan membuat sampah menjadi bahan bakar produksi menggunakan metode Refuse Derived Fuel (RDF). Apabila tidak ada aral melintang, rencananya tersebut akan dilaksanakan pada 2022.
“Nantinya sampah akan dijadikan bahan bakar produksi yang saat ini akan bekerja sama dengan salah satu pabrik semen di wilayah Bogor,” ucap Ardan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Beban Sampah Akan Berkurang
Ardan menuturkan, apabila penggunaan metode RDF dapat dilakukan, beban sampah di TPA Cipayung akan berkurang dan TPA dapat menampung sampah dari wilayah Kota Depok. Pemerintah Kota Depok telah mengajukan permohonan pelaksanaan pengembangan metode RDF kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Pusat.
“Bayangkan saja TPA Cipayung sudah overload sehingga metode RDF sangat dibutuhkan untuk mengurangi beban kapasitas,” tutup Ardan.
Advertisement