Pro KLB: Moeldoko, Ibas, hingga Ridwan Kamil Masuk Bursa Calon Ketum Demokrat Gantikan AHY

Dari internal Partai Demokrat, nama Edhie Baskoro Yudhoyono juga didorong supaya maju di KLB.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Mar 2021, 13:03 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2021, 13:03 WIB
Pake Seragam Demokrat, SBY Kukuhkan Agus Yudhoyono sebegai Kogasma
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memegang bendera saat pengukuhan sebagai Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) oleh Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, untuk Pemilukada dan Pilpres 2019, Jakarta, Sabtu (17/2). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Eks politikus Demokrat yang mendukung Konferensi Luar Biasa (KLB), Darmizal mengungkap sejumlah tokoh potensial yang menjadi kandidat ketua umum di KLB Partai Demokrat. Nama-nama tokoh ini disebut oleh para kader yang mendorong KLB.

Selain nama Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, ada juga yang mengusulkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor, serta Ketum Partai Emas, Hasnaeni.

"Mantan Ketua DPD PD Kaltim, pak Isran Noor yang saat ini Gubernur Kaltim, ada juga sebut nama Ridwan Kamil dan lain-lain. Bahkan Wanita Emas Hasnaeni yang sekarang Ketum Partai Emas juga berminat jadi Ketum Partai Demokrat," ujar Darmizal kepada wartawan, Selasa (2/3/2021).

Dari internal Partai Demokrat, nama Edhie Baskoro Yudhoyono juga didorong supaya maju di KLB. Darmizal mengatakan, kader Demokrat menginginkan Ibas maju karena pengalaman politiknya sudah matang.

"Ada beberapa kader yang menginginkan Ibas maju sebagai calon Ketum, karena berbagai keunggulan yang dimilikinya, seperti karir politik dan lama di parlemen. Lebih dekat pada kader dan lebih terbuka," kata Darmizal.

Dia juga memastikan Moeldoko tetap menjadi harapan mayoritas kader yang menginginkan KLB.

"Sampai saat ini, nama pak Moeldoko menjadi harapan mayoritas teman-teman yang akan diminta menjadi Ketua Umum," ucapnya.

Darmizal mengatakan, siapapun yang terpilih sebagai ketua umum harus melalui mekanisme AD/ART yang benar. KLB dinilai jalan untuk menjadikan Partai Demokrat yang terbuka dan modern.

"KLB satu satunya jalan terbaik menuju arah ke situ, karena jika masih dikelola oleh hanya keluarga kecil dan berbudaya dinasti, maka partai pasti semakin tenggelam sehingga hilang dalam blantika politik nasional,” ucap dia.

Darmizal menilai, anjloknya Demokrat mulai terjadi saat SBY mengambilalih kekuasaan partai, menggantikan Anas Urbaningrum yang tersandung kasus korupsi. 

"Arah tenggelamnya sudah terasa pasca KLB yang menjadikan SBY sebagai ketua umum menggantikan Anas Urbaningrum," pungkas dia.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Jangan Baper

Terpilih Aklamasi, AHY Gantikan SBY Jadi Ketum Demokrat
Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menyapa para kader usai terpilih secara aklamasi saat Kongres V Partai Demokrat di JCC, Jakarta, Minggu (15/3/2020). AHY menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono menjadi ketum partai. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra meminta mantan kader Partai Demokrat yang dipecat karena karena mendukung Kongres Luar Biasa (KLB) untuk tidak terbawa perasahaan atau baper.

"Jangan baperlah. Mereka kan bukan kader kami lagi. Jangan lagi bawa-bawa nama Partai Demokrat," kata Herzaky dalam keterangan tulis, Senin (1/3/2021).

Herzaky menganggap berbagai pernyataan yang dilontarkan 7 kader yang telah dipecat dari keanggotaan partai berlambang Bintang Mercy itu hanyalah suara pihak yang kecewa. Untuk itu pihaknya merasa tak perlu menanggapi suara sumbang eks kader partainya itu.

"Apa yang disampaikan, itu hanya nyanyian sumbang orang-orang yang kecewa karena dipecat," katanya.

Menurut Herzaky langkah pemecatan dari partainya terhadap ketujuh mantan anggotanya itu karena dianggap melanggar aturan partai.

"Anda-anda dipecat karena tindakan Anda sendiri, terlibat dalam Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat dan bekerja sama dengan oknum kekuasaan melakukan abuse of power serta mencederai demokrasi Indonesia," sebut dia.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya