Bareskrim Tetapkan Sadikin Aksa, Mantan Dirut PT Bosowa Corporindo Jadi Tersangka

Bareskrim Polri menetapkan mantan Direktur Utama (Dirut) PT Bosowa Corporindo berinsial SA.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 11 Mar 2021, 07:59 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2021, 07:44 WIB
20150902-Logo Bareskrim-Jakarta
Bareskrim Polri (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta Bareskrim Polri menetapkan mantan Direktur Utama (Dirut) PT Bosowa Corporindo berinsial SA (Sadikin Aksa) ditetapkan sebagai tersangka atas kasus dugaan tindak pidana sektor jasa keuangan.

"Tersangka diduga dengan sengaja mengabaikan dan/atau tidak melaksanakan perintah tertulis dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," kata Dir Tipideksus Bareskrim Polri Brigjen Helmy Santika dalam keterangan tertulis, Kamis (11/3/2021).

Helmy menyampaikan, status tersangka yang disandang oleh SA telah melalui proses gelar perkara. Menurut dia, penyidik Bareskrim Polri telah mengantongi dua alat bukti permulaan yang cukup.

"Sehingga menetapkan SA sebagai tersangka dalam perkara itu," ucap dia.

Helmy menjelaskan, PT Bank Bukopin Tbk sejak bulan Mei 2018 telah ditetapkan sebagai Bank dalam pengawasan intensif oleh OJK karena permasalahan tekanan likuiditas. Kondisi tersebut semakin memburuk sejak bulan Januari hingga Juli 2020.

Dalam rangka upaya penyelamatan Bank Bukopin, OJK mengeluarkan kebijakan diantaranya memberikan Perintah tertulis kepada Dirut PT Bosowa Corporindo atas nama SA melalui surat OJK nomor: SR-28/D.03/2020 tanggal 9 Juli 2020.

Surat itu berisikan tentang perintah tertulis pemberian kuasa khusus kepada Tim Technical Assistance (Tim TA) dari PT BRI untuk dapat menghadiri dan menggunakan hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Bukopin Tbk dengan batas waktu pemberian kuasa dan penyampaian laporan pemberian surat kuasa kepada OJK paling lambat 31 Juli 2020.

"Akan tetapi PT Bosowa Corporindo tidak melaksanakan perintah tertulis tersebut," ujar Helmy.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sudah Mengundurkan Diri

Dalam penyelidikan, ditemukan fakta bahwa setelah surat dari OJK diterbitkan pada 9 Juli 2020, SA mengundurkan diri sebagai Dirut Bosowa Corporindo pada 23 Juli 2020.

"Pada tanggal 24 Juli 2020, SA masih aktif dalam kegiatan bersama para pemegang saham bank Bukopin maupun pertemuan dengan OJK pada tanggal 24 Juli 2020, namun tidak menginformasikan soal pengunduran dirinya sebagai Dirut PT Bosowa Corporindo," jelas Helmy.

"SA pada tanggal 27 Juli 2020 juga mengirimkan foto Surat Kuasa melalui aplikasi whatsaap kepada Dirut Bank Bukopin dengan mencantumkan jabatannya sebagai Dirut PT Bosowa Corporindo," lanjut dia.

Atas perbuatannya, SA disangka melanggar Pasal 54 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan dengan ancaman hukuman pidana penjara paling singkat dua tahun dan denda paling sedikit Rp5 miliar atau pidana penjara paling lama enam tahun dan pidana denda paling banyak Rp15 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya