Serangan Teroris, Anggota Komisi III: Sinergi Polri-Masyarakat Jadi Kunci Pencegahan

Ketua Fraksi PKB DPR ini berharap masyarakat tetap tenang atas teror dari para teroris yang terus berlanjut dalam beberapa hari terakhir.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 01 Apr 2021, 08:58 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2021, 08:55 WIB
Penjagaan Ketat Gereja Katedral Makassar Pasca Ledakan Bom
Petugas polisi berjaga di dekat gereja tempat ledakan meledak di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021). Pastor Gereja Katedral Makassar, Wilhelminus Tulak menyampaikan ledakan terdengar sangat keras. Bahkan, kaca-kaca hotel di samping gereja turut terkena dampak. (AP Photo/Yusuf Wahil)

Liputan6.com, Jakarta - Rentetan serangan teroris dalam beberapa hari terakhir menuntut kewaspadaan semua pihak. Anggota Komisi III DPR Cucun Ahmad Syamsurijal menyebut diperlukan sinergi aparat dan masyarakat untuk pencegahan serangan susulan.

"Kami tentu sangat terkejut dengan rentetan serangan teroris ini meskipun dari pola sudah bisa diduga. Namun kita semua harus benar-benar meningkatkan kewaspadaan terutama mendorong sinergisitas aparat keamanan dengan masyarakat untuk melakukan deteksi dini terhadap serangan susulan dari para teroris," ujar Cucun Ahmad dalam keterangan tertulis Kamis (1/4/2021).

Dia menjelaskan, penanggulangan terorisme di Indonesia ini merupakan tanggung jawab semua pihak. Menurutnya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Densus 88 Mabes Polri, hingga personel TNI merupkan benteng terakhir upaya pencegahan terorisme.

Sementara elemen masyarakat baik di semua tingkatan merupakan garda terdepan untuk mencegah bibit tumbuhnya terorisme.

"Aksi serangan teroris seperti bom bunuh diri di Gereja Katedral maupun serangan ke Mabes Polri hari ini hanya muara dari proses indoktrinisasi para pentolan teroris yang secara teroganisir para eksekutor di lapangan. Di sinilah pentingnya masyarakat untuk melakukan deteksi dini terhadap penyebaran nilai atau paham yang mengarah pada radikalisme dan terorisme," kata Cucun.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Kesalahpahaman Tafsir Agama

Suasana Mabes Polri Jakarta Usai Baku Tembak
Suasana di sekitar kawasan Mabes Polri Jakarta, Rabu (31/3/2021). Seorang terduga teroris diduga berupaya melakukan penyerangan ke area Mabes Polri hingga aksi baku tembak dengan polisi pun sempat terjadi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Ketua Fraksi PKB DPR ini menilai, munculnya paham terorisme tidak bisa dilepaskan dari kesalahpahaman pelaku dalam memaknai ajaran agama. Mereka rata-rata memaknai ajaran agama dengan tafsir kekerasan yang kaku dan intoleran.

"Oleh karena itu kita semua perlu bersama-sama mengembangkan ajaran agama yang mengedepakan prinsip wasathiyah sehingga tidak mudah mengkafirkan dan menghalalkan darah orang lain," katanya.

Cucun pun berharap masyarakat tetap tenang atas teror dari para teroris yang terus berlanjut dalam beberapa hari terakhir. Dia yakin, jika aparat Densus 88 Mabes Polri maupun BNPT akan segera bisa mengusut tuntas jaringan yang bermain dan menangkap actor intelektual dari serangan teror beberapa hari terakhir.

"Terbukti satu hari setelah kejadian bom bunuh diri Makassar, beberapa calon terduga teroris mampu dilacak keberadaannya dan ditangkap dengan barang bukti bom high exsplosive baik dari Kabupaten Bekasi maupun Condet Jakarta Timur. Kami minta masyarakat tenang dan mempercayakan sepenuhnya penanggulangan terorisme ini kepada pihak berwajib," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya