Liputan6.com, Bandung Pandemi COVID-19 yang melanda dunia dan Indonesia telah memberikan dampak besar dan perubahan di berbagai sektor. Dari kesehatan, ekonomi, sosial dan tak terkecuali dunia arsitektur. Menyikapi hal itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta para arsitek beradaptasi dengan pandemi COVID-19 dalam membuat karya-karya arsitektur.
Hal yang perlu diadaptasi, Menurut Ridwan Kamil adalah kebutuhan bangunan yang tidak terlalu banyak disentuh tangan atau jari menghindari transmisi virus. Misalnya mendesain rumah dengan pintu terbuka otomatis tanpa harus disentuh. Kemudian tombol lift di gedung-gedung harus dapat bergerak tanpa disentuh jari.
Baca Juga
"Ini adalah perubahan gaya hidup masyarakat setelah COVID-19," kata pria yang kerap disapa Kang Emil dalam Musprov XII Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jabar 2021 dan IAI Jabar Award 2021 secara virtual dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Sabtu (31/7/2021).
Advertisement
Kemudian, arsitek harus mampu mendesain tempat kerja yang dekat dengan tempat hiburan dan tempat tinggalnya. Ini sesuai dengan konsep work – life – play yang di antaranya akan diterapkan di Rebana Metropolitan. Â
"Dulu tinggal, kerja, dan bermain di tiga tempat berbeda, mari kita pikirkan agar tinggal di situ, cari hiburan di situ, kerja di situ. Apalagi tipe arsitek yang bisa mendeliver kerjaan beres di mana pun dikerjakan sehingga firma-firma arsitektur juga harus menyesuaikan," kata Ridwan Kamil.
Budaya Solidaritas yang Berkembang
Kemudian, para arsitek juga harus menyesuaikan tentang budaya solidaritas yang saat ini sedang naik. Arsitek dapat membuat desain rumah sakit, puskesmas, hingga klinik yang lebih ramah disabilitas dan juga fasilitas yang bagus.
"Jadi peduli kesehatan lewat desain puskesmas yang lebih bagus, klinik-klinik yang lebih ramah disabilitas, rumah sakit yang lebih bagus," jelas Ridwan Kamil.
Arsitek juga harus mengetahui tren terkini. Misalnya tren minibus yang didesain sebagai kamar sehingga masyarakat bisa berpergian dan staycation di mana pun.
"Sekarang lahir juga mobil glamping itu ranah-ranah desain yang perlu kita pikirkan juga. Banyak minibus yang dikonversi sebagai kamar sehingga bisa berpergian jaga jarak, staycation tanpa harus di hotel tapi juga bisa menginap," kata Ridwan Kamil yang besar sebagai arsitek.Â
Advertisement
Tujuh Peluang Ekonomi Baru
Ridwan Kamil juga meminta para arsitek mampu memanfaatkan peluang dalam tujuh rencana ekonomi baru Jabar setelah COVID-19.
Pertama, Jabar sebagai pusat investasi Asean. Langkah yang akan dilakukan membangun 13 kota baru di Jabar utara yang publik mengenalnya dengan Rebana Metropolitan.
Kedua, peluang di sektor pangan salah satunya program Petani Milenial yang telah berjalan. Ketiga, healthcare infrastruktur agar lebih siap menghadapi distrubsi di bidang kesehatan di masa mendatang. Keempat, manufacturing 4.0.
Kelima, inovasi digital misalnya dengan membangun desa digital. Keenam, pengembangan ekonomi hijau (green economy) ramah lingkungan. Ketujuh, fokus pariwisata lokal.
"Jadi ada dua pesan dari saya, berubahnya mindset masyarakat selama pandemi COVID-19. Kemudian tujuh peluang ekonomi Jabar. Silahkan manfaatkan informasi ini untuk dijadikan peluang usaha," tutup Ridwan Kamil. Â
Â
(*)