Satgas Covid-19 Kota Depok Sanggah Sumbang Kasus Aktif Tertinggi di Indonesia

Menurut Jubir Satgas COVID-19 Kota Depok, Dadang Wihana, data yang dirilis Satgas Pusat memiliki perbedaan dengan Satgas Kota Depok.

oleh Dicky Agung Prihanto diperbarui 06 Agu 2021, 15:06 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2021, 15:06 WIB
Jubir Satgas Covid-19 Kota Depok Dadang Wihana
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kota Depok, Dadang Wihana. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)

Liputan6.com, Jakarta Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Kota Depok menolak wilayahnya memiliki kasus aktif tertinggi di Indonesia, seperti yang dilontarkan Satgas Penanganan Covid-19 Pusat. 

Menurut Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kota Depok, Dadang Wihana, data yang dirilis Satgas Pusat memiliki perbedaan dengan Satgas COVID-19 Kota Depok. Hal itulah yang menyebabkan terjadinya perbedaan data.

"Satgas pusat kurang peka terhadap gap data yang semakin tinggi, kami mohon kepada Satgas pusat untuk mempertimbangkan banyak hal ketika akan merilis sesuatu," ujar Dadang, Jumat (6/7/2021).

Dadang mencontohkan, perbedaan data terjadi pada kasus kesembuhan sebanyak 23.967 kasus, padahal data kasus kesembuhan di Depok lebih banyak.

Perbedaan data, lanjut Dadang, juga berpengaruh kepada kasus aktif. Menurut Satgas Pusat kasus aktif Kota Depok sebanyak 26.932 kasus, sedangkan data di Satgas Depok sebanyak 9.519 kasus.

"Ini kan selisihnya kasus aktif mencapai 17.413 kasus," ungkapnya.

Adanya perbedaan antara data yang dilaporkan Satgas Pusat dengan Satgas Kota Depok telah disampaikan sejak lama. Secara simultan Satgas Kota Depok membenahi keterlambatan data dari faskes dalam pengimputan.

Menurut Dadang, masih banyak pekerjaan rumah dalam perbedaan data yang harus dipadukan sehingga tidak terjadi perbedaan data kembali.

"Ayo laksanakan rekonsiliasi data pusat dengan daerah, guna memiliki kesesuaian data, karena data nantinya digunakan sebagai perhitungan zonasi daerah dan kebijakan," jelasnya. 

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap 3m #vaksinmelindungikitasemua

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Perbedaan Data Belum Cerminkan Data Real Kota Depok

Dengan adanya perbedaan data antara Satgas Pusat dengan Satgas Kota Depok, belum mencerminkan data real di Kota Depok. Padahal Satgas COVID-19 Kota Depok menggunakan data real PICOPED dengan strategi tiga T.

"Tiga T itu yakni tracing, treatment, dan testing," ucapnya.

Satgas setempat juga mencatat bahwa telah terjadi penurunan Bed Occupancy Ratio (BOR) isolasi mencapai 60,20 persen dan BOR ICU 91,97 persen. Hal itu tidak terlepas dari penambahan kapasitas tempat tidur baik di rumah sakit maupun lokasi karantina.

"BOR mengalami perbaikan walaupun hanya 36 persen kasus positif warga Depok yang di rawat rumah sakit di Depok," ujar Dadang.

Dadang menambahkan, testing Kota Depok turut mengalami kenaikan ditiap minggunya, Dikarenakan dilakukan peningkatan testing salah satunya dengan swab keliling. Begitupun dengan peningkatan tracer yang telah merekrut 774 tracer yang ditempatkan disetiap RW.

"Hal ini sesuai standar dari Kemenkes yakni 30 tracer per 100.000 penduduk. Untuk positif rate mengalami penurunan yang hingga saat ini berada pada 25 persen," tutup Dadang. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya