Wakapolri: Tidak Mungkin Polri Bekerja Sendiri Melawan Pandemi Covid-19

Gatot mengatakan apa yang dilakukan oleh DPP Syarikat Islam dengan menggelar vaksinasi massal ini sangat layak diapresiasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Agu 2021, 12:11 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2021, 08:21 WIB
Komjen Gatot Eddy Pramono  kuliah umum di Universitas Riau. (Istimewa)
Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Tidak ada yang mengetahui kapan pandemi ini akan berakhir. Yang jelas, pemerintah terus memaksimalkan pemerataan vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat dengan harapan segera mencapai herd immunity atau kekebalan komunitas.

Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono mengatakan, meningkatknya jumlah masyarakat yang ikut menjalani vaksin juga peran semua pihak. Sebab tidak mungkin Polri, TNI, atau pemerintah bekerja secara sendiri, melainkan harus bersinergi bersama-sama sehingga cita-cita segera mencapai herd immunity tercapai.

Demikian disampaikan Wakapolri saat membuka acara vaksinasi yang dilakukan oleh Syarikat Islam bersama dengan organisasi serumpun di Sekretariat Syarikat Islam, Jalan Taman Amir Hamzah Nomor 2, Pengangsaan, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (6/8/2021).

Menurut perwira tinggi lulusan Akpol 1988 yang berpengalaman di bidang reserse ini, apa yang dilakukan oleh DPP Syarikat Islam sangat layak diapresiasi, sebab di massa pandemi seperti ini tidak boleh ada perbedaan atau saling terpecah belah, karena komitmen bersama saat ini yaitu memutus penyebaran Covid-19.

Sebagai tuan rumah, Ketua Umum Pimpinan Pusat/Lajnah Tanfidziyah Syarikat Islam, Hamdan Zoelva, menyampaikan tingkat angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia cukup tinggi dibandingkan negara lainnya. Sekitar 90 persen dari kematian itu adalah mereka yang belum atau tidak divaksin. Hal ini yang perlu disadari bahwa vaksinasi adalah penting untuk melawan Covid-19.

"Untuk mewujudkan ikhtiar tersebut, Syarikat Islam mengajak semua warga untuk ikut divaksinasi," ajak Hamdan.

Tak hanya itu, Hamdan juga menyoriti tingginya angka warga yang terpapar Covid-19 yang mencapai puluhan ribu per hari.

"Sangat prihatin. Indonesia tertinggi tingkat kematian akibat Covid-19. Saat ini mencapai 1.500 meninggal/hari dari 33.000 yang terpapar. 90 persen di antaranya mereka yang belum atau menolak divaksin," tulis Hamdan Zoelva dalam akun Twitter pribadinya, Kamis (5/8/2021).

Menurut dia, jika dibandingkan dengan India, angka kematian di Indonesia terlihat begitu tinggi. Hamdan menerangkan, dari 42.566 kasus terpapar Covid-19 di negara itu, hanya 516 orang yang meninggal.

Ia menilai, masyarakat pada dasarnya memiliki minat yang begitu tinggi terhadap vaksin Covid-19. Namun minat yang tinggi ini tidak dibarengi dengan keseriusan pemerintah dalam mendistribusikan vaksin Covid-19.

"Masyarakat memiliki minat tinggi bervaksin-walaupun ada yang menolak, tetapi tidak diikuti kecepatan distribusi dan pelaksanaan vaksin. SOS, harus jadi perhatian utama," tulis Hamdan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Langkah Melawan Covid-19

Sementara itu, Ketua Panita Acara Vaksinasi Syarikat Islam, Chandra Halim, mengatakan jika vaksinasi merupakan salah satu cara untuk melawan Covid-19.

"Saya pikir, vaksinasi merupakan langkah yang tepat untuk melawan Covid-19. Selama dua hari, yakni Jumat dan Sabtu kami menargetkan sebanyak 1.500 orang yang melakukan vaksinisasi. Saya juga berterima kasih kepada pemerintah dan kepolisian yang telah bekerjasama dengan Syarikat Islam untuk menyelenggarakan vaksinasi ini," tutup Chandra.

Untuk organisasi serumpun yang terlibat dalam kegiatan vaksinasi ini adalah Pertahanan Ideologi Sarekat Islam (PERISAI), Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI), Serikat Pelajar Muslimin Indonesia (SEPMI), Serikat Sarjana Muslimin Indonesia (SESMI), Pemuda Muslimin, Pandu SIAP, Wanita Syarikat Islam dan Gerakan Tani Sarekat Islam (GERTASI) dan Wanita PERISAI.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya