Jokowi Sebut Para Santri Ikut Berperan Memutus Penyebaran Covid-19

"Di masa pandemi ini, jiwa dan raga santri Indonesia juga bersiaga untuk bersama-sama memutus rantai penyebaran Covid-19, agar Indonesia selekasnya keluar dari masa-masa sulit ini," kata Jokowi.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 22 Okt 2021, 11:37 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2021, 11:37 WIB
Jokowi Bicara Perkembangan Fintech di IMF-Bank Dunia 2018
Presiden Joko Widodo saat berpidato dalam Bali Fintech Agenda IMF-WB 2018 di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10). Jokowi mengaku mengacu pada kebijakan Amerika Serikat (AS) yang merupakan negara kelahiran internet. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan ucapan selamat Hari Santri Nasional 2021, yang jatuh setiap 22 Oktober. Menurut dia, para santri ikut berperan mengendalikan penyebaran Covid-19 sehingga Indonesia kembali pulih.

"Di masa pandemi ini, jiwa dan raga santri Indonesia juga bersiaga untuk bersama-sama memutus rantai penyebaran Covid-19, agar Indonesia selekasnya keluar dari masa-masa sulit ini," kata Jokowi melalui akun instagramnya @jokowi, Jumat (22/10/2021).

Dia menyebut bahwa zaman berubah-ubah dengan tantangannya sendiri-sendiri. Namun, Jokowi mengapresiasi sikap para santri yang tetap teguh dan siap siaga membela tanah air.

"Di setiap perubahan zaman itu, para santri Indonesia tetap teguh pada satu hal: siap siaga membela tanah air, mempertahankan persatuan Indonesia, dan mewujudkan perdamaian," jelasnya.

Sebagai informasi, Presiden Jokowi secara resmi menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Regulasi yang tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 ini meski bukan libur Nasional namun tetap disambut gembira oleh umat muslim di seluruh penjuru negeri.

Penetapan Hari Santri

Pada mulanya, Hari Santri Nasional ini rencananya akan ditetapkan oleh presiden Jokowi pada tanggal satu Muharam mengikuti penanggalan Hijriah. Namun karena Nahdlatul Ulama (NU), sebagai pengusung utama Hari Santri Nasional mengajukan tanggal 22 Oktober sebagai hari Santri Nasional, akhirnya Presiden Jokowi mengabulkan permintaan NU tersebut.

Di mana tanggal tersebut dipilih karena bertepatan dengan penandatanganan Resolusi Jihad (22 Oktober 1945), yang digagas pendiri NU, KH. Hasyim Asy'ari dan puluhan Kiai se Jawa-Madura. Resolusi Jihad ini dianggap sebagai ikrar sekaligus manifestasi dukungan ulama dan para santri terhadap kemerdekaan Indonesia.

Di antara poin penting yang tertuang dalam Resolusi tersebut adalah bahwa membela tanah air dari penjajah hukumnya fardhu 'ain atau wajib bagi setiap individu dan yang membela penjajah menjadi kafir.

Penetapan Hari Santri Nasional bertujuan meneladani semangat jihad yang didengungkan kepada para santri untuk senantiasa menjaga keutuhan NKRI, sesuai dengan amanat dan semangat yang digelorakan oleh para ulama.

Selain itu, ada aspek lain yang melatarbelakangi penetapan Hari Santri Nasional ini, yaitu pengakuan resmi pemerintah Republik Indonesia atas peran besar umat Islam dalam berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan serta menjaga NKRI.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya