BMKG Khawatirkan Fenomena La Nina Dapat Memicu Bencana Hidrometeorologi

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengantisipasi masyarakat akan kehadiran fenomena La Nina.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Okt 2021, 23:38 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2021, 23:38 WIB
Ilustrasi cuaca buruk (AFP/Fabrice Coffrini)
Ilustrasi cuaca buruk (AFP/Fabrice Coffrini)

Liputan6.com, Jakarta Fenomena La Nina diprediksi akan melanda Indonesia terhitung mulai Oktober 2021 hingga Februari 2022. Demikian hal itu disampaikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Berdasarkan pengamatan BMKG, terhadap perkembangan terbaru dari data suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur, saat ini nilai anomali tengah melewati ambang batas La Nina, yaitu sebesar -0,61 pada dasarian 1 Oktober 2021.

Kondisi tersebut kemungkinan akan terus berkembang sehingga seluruh masyarakat harus bersiap untuk menyambut kehadiran La Nina yang diprediksi akan terus berlangsung dengan intensitas lemah hingga sedang sampai Februari 2022.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, dengan adanya potensi curah hujan yang meningkat pada periode tersebut, diperlukan kewaspadaan dan kesiapsiagaan penuh terhadap potensi lanjutan dari curah hujan yang tinggi hingga dapat memicu bencana hidrometeorologi.

Khususnya di wilayah Sumatera bagian Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan bagian Selatan dan Sulawesi bagian Selatan. Daerah-daerah tersebut hendaknya bersiap untuk melakukan langkah pencegahan dan mitigasi terkait potensi peningkatan bencana hidrometeorologi.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Persiapan Menghadapi La Nina

20160907-Curah-Hujan-Jakarta-JT
Sejumlah gedung di Jakarta tertutup awan gelap sebelum turunya hujan, Rabu (7/9). BMKG memprediksi fenomena La Nina yang mengakibatkan curah hujan tinggi akan berlangsung hingga bulan September 2016. (Liputan6.com/Johan Tallo)

"Berdasarkan hasil monitoring, La Nina lemah, meskipun masih lemah, namun harus tetap waspada. Bila nanti menjadi moderat, maka dampaknya akan lebih daro saat ini," jelas Dwikorita, Jakarta, Jumat (22/10/2021).

Sebelumnya, ia juga menjelaskan bahwa pada umumnya La Nina akan meningkatkan pembentukan awan-awan hujan, sehingga akan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia dan membuat jangka waktu musim hujan menjadi lebih panjang.

Resiko peluang terjadinya ancaman bencara hidrometeorologi meningkat, seperti longsor, banjir, banjir bandang, jalan licin, pohon tumbang, puting beliung, dan lain sebagainya, terutama di wilayah rawan.

Namun dampak positif dari kehadiran La Nina ini, yaitu dapat membantu pasokan air masyarakat ihwal khususnya untuk duna pertanian.

"Nah La Nina ini bisa siambil manfaatnya kalau kita siapkan tandon-tandon air untuk menampung kelebihan air hujan, untuk memanen, tentunya bakal membantu pasokan air yang kurang," tutur Dwikorita.

Penulis : Azarine Natazia

 

Infografis Waspada Cuaca Ekstrem di Indonesia

Infografis Waspada Cuaca Ekstrem di Indonesia
Infografis Waspada Cuaca Ekstrem di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya