Jokowi Sebut Kasus Covid-19 Menurun, Kemiskinan Ekstrem Harus Diselesaikan

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersyukur pandemi Covid-19 di Indonesia telah terkendali. Tingkat penularan Covid-19 dan kematian akibat Corona berangsur menurun.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Okt 2021, 22:03 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2021, 22:03 WIB
Jokowi Hadiri Pembukaan Munas X Partai Golkar
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kanan) dan Ketua Penyelenggara Musyawarah Nasional Partai Golkar Melchias Markus Mekeng (kiri) saat pembukaan Munas X Partai Golkar di Jakarta, Selasa (3/12/2019). (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersyukur pandemi Covid-19 di Indonesia telah terkendali. Tingkat penularan Covid-19 dan kematian akibat Corona berangsur menurun.

"Kita patut bersyukur penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia semakin baik, kasus aktif semakin menurun, tingkat penularan juga menunjukkan tanda tanda melandai, angka kematian juga berangsur menurun," kata Jokowi saat pidato di acara HUT Golkar lewat video, Sabtu (23/10/2021).

Sejalan dengan membaiknya kondisi kesehatan, kata Jokowi, perekonomian Indonesia juga mulai menggeliat. Ekonomi tumbuh, neraca perdagangan mengalami surplus, dan manufaktur juga semakin membaik.

Dengan begitu, kata Jokowi, banyak agenda-agenda strategis bangsa yang harus dituntaskan. Diantaranya mampu menyelesaikan kemiskinan ekstrem.

"Bagaimana kita mendorong bertumbuhnya lapangan kerja baru, bagaimana kita mampu membuat UMKM kita naik kelas, agar semakin kuat dan tangguh pasca pandemi ini," ujarnya.

Pelajaran dari Pandemi Covid-19

Jokowi mengatakan, pandemi Covid-19 telah mengajarkan banyak hal bahwa pentingnya respon cepat dan tepat agar bisa menjangkau, melindungi masyarakat di seluruh pelosok tanpa terkecuali.

"Pandemi juga sebuah ujian ketangguhan sistem dan kelembagaan di negara kita, baik kelembagaan pemerintahan, kelembagaan ekonomi maupun kelembagaan politik," ucapnya.

Jokowi menambahkan, pandemi ini menghadapkan dua krisis global dalam waktu bersamaan yaitu krisis kesehatan dan krisis ekonomi.

"Yang untuk mengatasinya di perlukan tindakan tindakan luar biasa, tindakan ekstraordinari. Dalam kondisi seperti ini lembaga eksekutif ditantang dan diuji, lembaga legislatif dan yudikatif juga diuji, semua diuji apakah bisa menghadapi situasi ini dengan baik," pungkasnya. 

Reporter: Genan

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya