Momen Hangat Pertemuan Jokowi dan Joe Biden, Bahas soal Pandemi hingga Afghanistan

Menurut Jokowi, Indonesia dapat menjadi mitra kerja sama ekonomi yang handal.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 02 Nov 2021, 07:27 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2021, 07:26 WIB
Jokowi
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Scottish Event Campus (SEC), Glasgow Skotlandia, Senin, 1 November 2021. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Scottish Event Campus (SEC), Glasgow Skotlandia, Senin, 1 November 2021. Pertemuan Jokowi - Joe Biden selama satu jam ini berlangsung dengan hangat dan bersahabat.

Dalam pertemuan itu, Jokowi dan Joe Biden membahas sejumlah penguatan kerja sama Indonesia-Amerika Serikat. Pertama, Indonesia menghargai kerja sama bidang kesehatan selama pandemi.

Mulai dari, penerimaan stok vaksin melalui mekanisme dose-sharing, ventilator, obat-obatan teurapeutik, hingga alat kesehatan lainnya. Jokowi mengatakan Indonesia tertarik untuk menjadi bagian dari rantai pasok global di bidang kesehatan melalui pembangunan industri kesehatan Indonesia.

Kedua, dia menyampaikan pentingnya untuk memperkuat kerja sama ekonomi terutama dalam pengembangan ekonomi hijau. Menurut Jokowi, Indonesia dapat menjadi mitra kerja sama ekonomi yang handal.

Ketiga, terkait perubahan iklim, Jokowi kembali menekankan komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi karbon. Indonesia telah menunjukkan hasil yang baik dalam menurunkan tingkat deforestasi secara signifikan dan tingkat kebakaran hutan yang berada pada titik paling rendah dalam 20 tahun.

"Saya akan restorasi hutan bakau hingga 600 ribu hektare dalam 3 tahun ke depan. Ini akan menjadi konservasi hutan mangrove terbesar di dunia," jelas Jokowi dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Selasa (2/11/2021).

Dalam sektor energi, dia menyebut telah mencanangkan transformasi Indonesia menuju energi baru dan terbarukan, serta akselerasi ekonomi berbasis teknologi hijau. Jokowi mengajak Amerika Serikat untuk melakukan investasi pada energi baru dan terbarukan termasuk pengembangan ekosistem mobil listrik dan baterai lithium.

"Saya harapkan dukungan AS melalui investasi yang mempercepat transisi energi, khususnya teknologi rendah karbon," ujar dia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Isu Demokrasi dan Myanmar

Selain itu, Jokowi sangat menghargai dukungan Amerika Serikat terhadap presidensi G20 Indonesia yang mengambil tema “Recover Together, Recover Stronger”. Inklusivitas akan menjadi kunci presidensi Indonesia tahun depan.

Dia menuturkan bahwa Indonesia ingin mendorong kerja sama konkret di sejumlah sektor utama. Misalnya, memastikan transisi digital yang inklusif bagi pertumbuhan dan pembangunan.

Kemudian, mendorong investasi dan alih teknologi rendah karbon yang terjangkau, keuangan inklusif khusunya bagi usaha mikro, kecil, dan menegah (UMKM), perempuan, dan kelompok rentan.

"Kita harus jadikan G20 relevan tidak saja bagi anggotanya, tapi juga bagi dunia utamanya negara berkembang," tutur Jokowi

Jokowi dan Joe Biden juga melakukan tukar pikiran mengenai berbagai isu internasional. Mulai dari, demokrasi, Myanmar dan Afghanistan.

Dalam pertemuan ini, Jokowi didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri BUMN Erick Thohir.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya