Liputan6.com, Jakarta Sebelum melakukan lawatan ke Glasgow, Skotlandia, Presiden Joko widodo atau Jokowi melakukan pertemuan di La Nuvola Roma Italia terkait KTT G20, Minggu, 31 Oktober 2021. Ada pun salah satu isu yang dibahas adalah tentang pembangunan berkelanjutan.
Pada pertemuan tersebut Jokowi menyampaikan pendapatnya agar bisa mencapai target 9 tahun lagi dalam tujuan pembangun berkelanjutan atau SDGs.
Advertisement
Baca Juga
"Kita harus segera beraksi agar dunia tidak terancam jatuh ke dalam krisis berkepanjangan. Kita G20 harus melakukan sejumlah upaya bersama untuk memastikan SDGs tercapai sesuai target, 9 tahun lagi," kata Jokowi saat berpidato, Minggu, 31 Oktober kemarin.
Jokowi juga mengajak para pemimpin negara G20 untuk melalukan upaya mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs, agar dunia tidak terancam jatuh kedalam krisis berkepanjangan.
Berikut tiga usul Jokowi untuk bergerak bersama dalam upaya mempercepat pencapaian SDGs:
1. Galang Solidaritas Bantu Negara yang Paling Rentan
Jokowi menilai inisiatif debt service suspension serta tambahan alokasi SDR senilai USD650 miliar menjadi langkah penting untuk memberi ruang kebijakan bagi negara berpendapatan rendah dan menengah untuk berkonsentrasi melawan pandemi.
Advertisement
2. Memperkuat Kemitraan Global
Usulan kedua memperkuat kemitraan global. Menurut Jokowi hal ini diperlukan untuk membantu pendanaan dan akses teknologi bagi negara berkembang.
Financing gap yang melebar dari USD2,5 triliun per tahun menjadi USD4,2 triliun per tahun, harus menjadi perhatian serius.
"Mobilisasi pembiayaan inovatif untuk menutup gap pendanaan SDGs, termasuk melalui blended finance harus segera dilakukan. Peningkatan investasi swasta yang berkelanjutan harus didorong untuk menggerakkan kembali roda perekonomian dan menciptakan lapangan kerja di negara berkembang," jelasnya.
3. Kemampuan Adaptasi dan Ketangguhan Ditingkatkan
jJkowi juga menyebut, meningkatkan kemampuan adaptasi dan ketangguhan terhadap guncangan dan ketidakpastian masa depan. Terutama, di sektor kesehatan, kapasitas fiskal, serta kapasitas perencanaan dan implementasi pembangunan
"Namun banyak negara lain yang menghadapi risiko tinggi. G20 harus bekerja sama membantu mereka memastikan tidak ada lost generation. Hanya dengan demikian, kita dapat pulih bersama menuju masa depan yang lebih baik tanpa meninggalkan siapapun," ujar Jokowi.
PBB mencatat, setidaknya 8 negara berada di tingkat risiko sangat tinggi dan 40 negara risiko tinggi bagi lost generation, terutama karena menurunnya kesempatan belajar dan lapangan pekerjaan.
Dalam pertemuan ini Presiden didampingi oleh para mentri yaitu Mentri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanti, Mentri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investigasi Luhut Binsar Panjaitan, dan Mentri Luar Negri Retno Marsudi.
Fikram
Advertisement