Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku sudah menerima laporan dari Bupati Bogor Ade Yasin terkait permohonan revisi data target sasaran vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Bogor.
"Tadi sudah dipidatokan, tidak perlu surat-suratan. Jadi data-data itu harus terus disempurnakan biar fair lah. Yang penting kita di lapangan terkendali," ujar Ridwan Kamil usai meninjau proyek alun-alun Kota Bogor, Selasa (30/11/2021).
Pria yang akrab disapa Kang Emil mengapresiasi cara penanganan dan percepatan vaksinasi di Kota dan Kabupaten Bogor dalam rangka tercapainya herd immunity atau kekebalan kelompok.
Advertisement
"Saya apresiasi, yang kerja baik kita apresiasi. Kota Bogor sangat baik, Kabupaten Bogor juga sangat baik. Mudah-mudahan akhir Desember herd immunity di Kota dan Kabupaten Bogor tercapai," terangnya.
Saat ini kasus harian terkonfirmasi positif Covid-19 di Jabar menurun. Rasio keterisian tempat tidur terpakai atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit rujukan Covid-19 pun kini hanya 2,5 persen. Sementara kasus harian positif Covid-19 dibawah 50 persen.
"Tinggal kita monitor ancaman dari varian baru Omnicrom itu. Kita belum dapat ilmunya. Tapi yang pasti adalah saat nataru (Natal dan Tahun Baru) jangan sampai terlalu euforia, dulu nataru kasus naik," ujarnya.
Sebelumnya, Bupati Bogor Ade Yasin menyatakan status PPKM di Kabupaten Bogor seharusnya turun level. Sebab, capaian vaksinasi untuk dosis pertama di wilayah itu kini di angka 70 persen.
Sementara sampai saat ini, pemerintah masih menetapkan status PPKM di Kabupaten Bogor berada di level 3, lantaran rendahnya capaian vaksinasi.
"Dengan capaian vaksinasi sekarang 70 persen, kita seharusnya sudah PPKM level 1," ujar Ade Yasin pada Sabtu (27/11/2021).
Pemerintah sendiri menetapkan bahwa status PPKM di wilayah bisa turun berdasarkan syarat cakupan vaksinasi Covid-19. Untuk bisa turun dari level 2 ke level 1, cakupan vaksinasi dosis pertama harus mencapai 70 persen dan cakupan vaksinasi lansia harus mencapai 60 persen.
"Ada 780 ribu lansia yang sudah divaksin, artinya lebih dari 50 persen lansia sudah divaksin dan kita sudah memenuhi syarat untuk turun ke level," kata Ade.
Ade mengungkapkan terjadi kesalahan data target sasaran vaksinasi di Kabupaten Bogor. Data awal, jumlah penduduk di wilayah itu ada sekitar 6 juta jiwa. Dengan jumlah itu, target sasaran vaksinasi sebanyak 4,2 juta orang.
"Target 4,2 juta penduduk itu mungkin berdasarkan data tahun 2018 dimana jumlah penduduk Kabupaten Bogor pernah berada di angka 5,9 juta jiwa," kata dia.
"Sedangkan survei terbaru BPS Agustus lalu, jumlah penduduk kita ternyata 5,4 juta jiwa dan berarti target sasaran kita cuma 3,78 juta orang. Sampai sekarang sudah hampir menyentuh 4 juta jiwa. Artinya kita justru telah melebihi target," tambahnya.Â
Penduduk Kabupaten Bogor Berkurang
Ia menerangkan, berkurangnya jumlah penduduk di Kabupaten Bogor kemungkinan beberapa faktor, salah satunya pindah ke daerah lain atau pulang kampung dan tak kembali lagi ke Bogor.
"Setelah pandemi banyak penduduk yang pindah karena dampak pembangunan strategis nasional seperti waduk. Ada yang pindah ke Sukabumi, Cianjur dan daerah lainnya. Lalu mahasiswa banyak yang libur, pabrik banyak PHK sehingga mereka pulang ke kampung halamannya masing-masing," terangnya.
Menurutnya target sebanyak 4,2 juta sasaran vaksinasi di Kabupaten Bogor dirasa sangat berat. Oleh karena itu, data tersebut harus segera direvisi.
"Kalau kita tetap ditarget 4,2 juta agak sulit karena itu artinya sudah hampir 100%, jadi harus direvisi jumlah penduduk, di rasionalisasikan dengan jumlah target," terangnya.
Terkait hal ini, Ade mengaku sudah berdiskusi dengan Forkopimda dan menyampaikannya melalui surat ke Kapolri, agar ada perbaikan data.
"Kami juga akan kirim surat ke Gubernur tembusannya ke pemerintah pusat," ujar Ade Yasin.
Advertisement