PVMBG Temukan Jarak Awan Panas Guguran Semeru Mencapai 11 KM

Upaya pengecekan tim secara visual saat itu sempat gagal lantaran objek pantau tertutupi kabut.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 13 Des 2021, 18:24 WIB
Diterbitkan 13 Des 2021, 18:24 WIB
Hari Kelima Pencarian Korban Gunung Semeru
Gunung Semeru menjulang di atas rumah-rumah yang rusak akibat letusannya pada Sabtu, di Lumajang, Jawa Timur, Rabu (8/12/2021). Berdasarkan laporan BNPB, jumlah korban meninggal hingga Rabu pukul 10.30 WIB hari ini berjumlah 41 orang dan 12 orang dalam proses pencarian. (AP Photo/Trisnadi)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani menyampaikan bahwa temuan di lapangan sejauh ini mencatat bahwa jarak awan panas guguran erupsi Gunung Semeru mencapai 11 kilometer. Luncurannya sendiri mengikuti aliran sungai Besuk Kobokan.

"Gugurannya sejauh 11 kilometer berdasarkan pemeriksaan kami di lapangan," tutur Andiani dalam akun Youtube Badan Geologi seperti dikutip Liputan6.com, Senin (13/12/2021).

Menurut Andiani, awal peristiwa awan panas guguran Gunung Semeru terjadi pada 1 Desember 2021. Terpantau jarak luncurnya sendiri hanya mencapai sekitar 4 kilometer.

"Nah kemudian di tanggal 4 itu terjadi awan panas guguran. Jadi pada tanggal 4 itu ada getaran-getaran tadi, kemudian dibaca oleh pengamat kita. Nah biasanya begitu ada getaran-getaran, kemudian dicek secara visual karena kita tidak bisa membedakan apakah ini getaran hujan atau getaran panas guguran," jelas dia.

Upaya pengecekan tim secara visual saat itu sempat gagal lantaran objek pantau tertutupi kabut. Saat terbuka sedikit, barulah bisa dipastikan kalau getaran disebabkan awan panas guguran.

"Langsung diberitahukan kepada teman-teman di grup. Artinya memang sebetulnya perlu saya sampaikan bahwa melakukan pengamatan gunun api itu harus menggunakan dua metode tadi. Dengan alat dan visual," katanya.

Untuk jarak luncuran awan panas guguran yang jauh, lanjut Andiani, sangat tergantung dengan kondisi kemiringan dan materialnya. Adapun terkait rekomendasi peringatan dini yang diberikan sebelumnya ada pada radius 5 kilometer itu untuk arah bukaan kawah di selatan dan tenggara.

"Itu merupakan daerah Kawasan Rawan Bencana yang dulu merupakan daerah aliran awan panas guguran. Namun pada kejadian kemarin itu tidak menunjukkan adanya kerusakan. Jadi sebetulnya 5 kilometer itu adalah peringatan dari awal, peringatan di awal," terang Andini.

 

Tak Ada Korban Jiwa

Sementara itu, berdasarkan rekam jejak peta awan panas guguran Gunung Semeru tercatat luncuran pernah terjadi lebih dari 11 kilometer. Hanya saja dalam peristiwa itu tidak ada korban jiwa.

"Kemudian masalah awan panas itu hanya akan mengikuti lembah-lembah sungai. Dia tidak akan loncat ke daratannya tidak, dia hanya mengikuti lembah-lembah saja," Andiani menandaskan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya