Liputan6.com, Jakarta - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menyampaikan sejumlah pernyataan terkait terdeteksinya virus Covid-19 varian Omicron di Indonesia.
Salah satunya Tito meminta masyarakat tak panik terkait ditemukannya kasus varian Omicron di Indonesia. Sebaliknya, ia berharap masyarakat memperkuat protokol kesehatan dan vaksinasi.
"Dengan adanya Omicron ini, maka strategi kita adalah selain pengetatan protokol kesehatan, terutama pakai masker," ujar Tito dalam keterangan pers usai melakukan Rapat Koordinasi Percepatan Vaksinasi di Auditorium Pendopo Gubernur Sumatera Barat, Jumat 17 Desember 2021.
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, Tito menekankan tiga prinsip untuk menghadapi varian Omicron tersebut. Ketiga prinsip tersebut yakni menegakkan protokol kesehatan (prokes), melakukan tracking dan tracing, serta mempercepat vaksinasi.
"Maka kita prinsip (untuk melakukan) penegakan prokes, kemudian sekali lagi tracking dan tracing, dan yang terakhir adalah percepatan vaksinasi," kata dia.
Tito pun menegaskan kepada kepala daerah agar serius dalam melakukan percepatan vaksinasi Covid-19.
Berikut deretan pernyataan Mendagri Tito Karnavian terkait terdeteksinya virus Covid-19 varian Omicron di Indonesia dihimpun Liputan6.com:
Â
Â
** #IngatPesanIbuÂ
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
1. Minta Masyarakat Tak Panik
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meminta masyarakat tak panik terkait ditemukannya kasus varian Omicron di Indonesia. Sebaliknya, Tito berharap masyarakat memperkuat protokol kesehatan dan vaksinasi.
"Dengan adanya Omicron ini, maka strategi kita adalah selain pengetatan protokol kesehatan, terutama pakai masker," ujar Tito dalam keterangan pers usai melakukan Rapat Koordinasi Percepatan Vaksinasi di Auditorium Pendopo Gubernur Sumatera Barat, Jumat 17 Desember 2021.
Meski saat ini para ilmuwan dan epidemiologi masih mempelajari karakteristik varian Omicron ini, Tito meminta masyarakat mewaspadai penularannya.
"Jangan gambling, kita tidak perlu panik, tapi yang kita lakukan adalah penguatan protokol kesehatan, terutama pakai masker," terang Tito.
Â
Advertisement
2. Tekankan Tiga Hal untuk Hadapi Varian Omicron
Tito pun menekankan tiga prinsip untuk menghadapi varian baru Covid-19, Omicron. Tiga prinsip tersebut yakni menegakkan protokol kesehatan (prokes), melakukan tracking dan tracing, serta mempercepat vaksinasi.
"Maka kita prinsip (untuk melakukan) penegakan prokes, kemudian sekali lagi tracking dan tracing, dan yang terakhir adalah percepatan vaksinasi," kata Tito.
Tito menambahkan, Satgas Covid-19 di daerah nantinya menggunakan metode Spike Gene Target Failure (SGTF) dan juga mesin Whole Genome Sequences (WGS) untuk mengonfirmasi pasien apakah benar terkena Omicron atau bukan.
"Nanti di tiap (Satgas Covid-19) daerah itu ada namanya metodologi namanya SGTF, Spike Gene Target Failure, SGTF, jadi tidak harus menggunakan mesin Whole Genome Sequences, WGS," terang dia.
Dia juga menekankan, siapa pun yang positif harus segera melakukan tracking dan tracing. Kepala daerah diminta untuk memfasilitasi hal tersebut ketika ada masyarakatnya terkonfirmasi positif Omicron.
"Itulah makanya perlu siapa pun yang positif segera di tracking dan tracing, dan kemudian dites, yang positif karantina, itu tekniknya," ucap Tito.
Â
3. Percepat Vaksinasi Covid-19
Kemudian Tito juga meminta pemerintah daerah untuk melakukan percepatan vaksinasi.
Sebab, kata dia, sampai hari ini pemerintah belum mengetahui secara pasti terkait karakter Omicron, misalnya terkait tingkat keparahan penularannya.
Saat ini, tengah berjalan proses penelitian di Indonesia maupun dunia terkait varian tersebut.
"Makanya kita datang ke sini (Sumbar) khusus berbicara mengenai percepatan vaksinasi itu, karena beberapa kasus yang sudah divaksin yang kena Omicron tidak parah bahkan ada yang simptom-nya rendah sekali," papar Tito.
Â
Advertisement
4. Akan Beri Sanksi Daerah yang Capaian Vaksinasinya Rendah
Tito menegaskan, pihaknya akan memberi sanksi daerah yang capaian vaksinasi Covid-19-nya masih rendah sampai akhir 2021.
Dia menyatakan, di akhir 2021, pihaknya akan melakukan evaluasi daerah yang tidak mencapai target 70 persen vaksinasi dosis pertama.
"Bagi daerah yang tidak mencapai target 70 persen, akan kami evaluasi berupa teguran dan akan diberikan sanksi berupa disinsentif atau tidak akan diberikan tambahan Dana Insentif Daerah. Sebaliknya, bagi daerah yang telah memenuhi target, akan kami usulkan kepada Kementerian Keuangan untuk diberikan tambahan Dana Insentif Daerah dan Dana Alokasi Umum," papar Tito.
Selain itu, Tito menekankan, jika suatu daerah angka capaian vaksinasi Covid-19-nya jomplang, maka akan mempengaruhi jumlah rata-rata nasional.
"Karena itu, melihat Sumatera Barat (Sumbar) angka capaian vaksinnya masih di bawah 70 persen, maka saya inisiatif untuk ke sini. Saya sudah melapor ke Presiden, dan Beliau minta untuk ditingkatkan," ungkapnya.
Â
5. Akan Terus Pantau Keseriusan Pemda Lakukan Vaksinasi Covid-19
Tito menambahkan, kedatangannya ke seluruh daerah di Indonesia, terutama yang capaian vaksin Covid-19 masih rendah, merupakan tugas langsung dari Presiden.
"Mendagri salah satu yang ditugaskan Presiden untuk mendorong pemda mempercepat vaksinasi. Selain Mendagri, Presiden menugaskan Menteri Kesehatan, Kapolri, Panglima TNI, Kepala BIN, dan Jaksa Agung secara bersama dengan stakeholder lainnya bergerak mendorong percepatan vaksinasi," ucap dia.
"Kita akan mengamati keseriusan dari teman-teman kepala daerah. Kita berharap di akhir tahun, Sumatera Barat sudah bisa mencapai 70 persen, bisa lebih, ini memerlukan kolaborasi dengan jajaran TNI/Polri, Pak Kabinda, Pak Danlamatal, semua bergerak, dan tolong DPRD dukung," tegas Tito.
Â
(Elza Hayarana Sahira)
Advertisement