Seorang warga Bima Nusa Tenggara Barat, Hasan Ishaka hilang saat pergi ke Kabupaten Dompu. Pihak keluarga khawatir, pria berumur 60 tahun itu menjadi korban salah tangkap karena saat itu dilakukan penyisiran oleh densus 88 di sejumlah wilayah di Kabupaten Dompu.
Hasan merupakan warga kelurahan Jatibaru, Kecamatan Asakota, kota Bima, NTB. Ia dilaporkan pihak keluarga hilang saat pergi ke Kebupaten Dompu, yang lokasinya berdekatan dengan lokasi penyergapan oleh densus 88 pekan lalu yang menewaskan 5 orang warga. Hasan pergi sejak hari minggu lalu, namun hingga kini belum diketahui keberadaannya.
Pihak keluarga khawatir dengan keberadaan Hasan mengingat pada saat pergi ke Dompu, ia menggunakan pakaian layaknya ikhwan.
Sementara pasca penyergapan Tim Densus 88, yang menewaskan Bahtiar, seorang penjual kue keliling di Kabupaten Bima, dan ditetapkannya pulau Sumbawa dengan status Siaga I, Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Bima, membentuk tim pencari fakta, yang beranggotakan 12 ormas Islam dan lembaga hukum untuk menyelidiki berbagai kasus yang diantaranya melibatkan isu terorisme ini.
Tim yang dibentuk ini akan mencari fakta-fakta terkait berbagai permasalahan yang kini mulai bermunculan di Bima. Tim ini juga akan berusaha mengembalikan nama baik Bima yang selama ini kerap dilanda berbagai masalah, dari mulai konflik horizontal hingga isu terorisme yang baru saja terjadi.(Mut)
Hasan merupakan warga kelurahan Jatibaru, Kecamatan Asakota, kota Bima, NTB. Ia dilaporkan pihak keluarga hilang saat pergi ke Kebupaten Dompu, yang lokasinya berdekatan dengan lokasi penyergapan oleh densus 88 pekan lalu yang menewaskan 5 orang warga. Hasan pergi sejak hari minggu lalu, namun hingga kini belum diketahui keberadaannya.
Pihak keluarga khawatir dengan keberadaan Hasan mengingat pada saat pergi ke Dompu, ia menggunakan pakaian layaknya ikhwan.
Sementara pasca penyergapan Tim Densus 88, yang menewaskan Bahtiar, seorang penjual kue keliling di Kabupaten Bima, dan ditetapkannya pulau Sumbawa dengan status Siaga I, Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Bima, membentuk tim pencari fakta, yang beranggotakan 12 ormas Islam dan lembaga hukum untuk menyelidiki berbagai kasus yang diantaranya melibatkan isu terorisme ini.
Tim yang dibentuk ini akan mencari fakta-fakta terkait berbagai permasalahan yang kini mulai bermunculan di Bima. Tim ini juga akan berusaha mengembalikan nama baik Bima yang selama ini kerap dilanda berbagai masalah, dari mulai konflik horizontal hingga isu terorisme yang baru saja terjadi.(Mut)