Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia telah memprediksi waktu terjadinya puncak penyebaran Covid-19 varian Omicron. Demi menghindari hal tersebut maka segala bentuk perjalanan luar negeri akan dibatasi, termasuk ibadah umrah.
"Wapres memang tadi menyinggung soal umrah ya. Tetapi belum ada sebuah keputusan dibuka atau tidaknya. Tetapi kecenderungannya tadi itu disimpulkan bahwa ke luar negeri termasuk umrah akan sangat-sangat dibatasi terlebih dahulu, disarankan untuk tidak pergi ke luar negeri karena sangat berbahaya," tutur Juru Bicara Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Masduki Baidlowi lewat virtual, Minggu (16/1/2022).
Menurut Masduki, pemerintah kini fokus mengantisipasi terjadinya puncak penyebaran virus Corona varian Omicron. Jangan sampai terjadi lagi di pertengahan tahun sebagaimana jenis Delta.
Advertisement
"Karena tadi itu, kita itu harus mengantisipasi puncak dari itu, di akhir Februari dan pertengahan Maret, awal Maret ya. Kita harus berhati-hati menghadapi itu supaya tidak terjadi lagi sebagaimana yang terjadi pada kasus-kasus di bulan Juni yang lalu dengan varian Delta," kata Masduki.
Baca Juga
Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa beberapa negara telah mengalami puncak kasus COVID-19 varian Omicron. Puncak tersebut dicapai secara cepat dan tinggi.
"Waktunya (mencapai puncak) berkisar 35 sampai 65 hari. Jadi, tergantung kita melihatnya dari mana, kita pertama kali menemukan Omicron di Indonesia pertengahan Desember tapi kenaikan di awal Januari. Nah antara 35 hingga 65 hari akan terjadi kenaikan yang cukup cepat dan tinggi," kata Budi dalam konferensi pers daring, Minggu (16/1/2022).
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Beberapa Negara Sudah Capai Puncak
Ia menambahkan, beberapa negara yang sudah mencapai puncak melaporkan angka pasien yang masuk rumah sakit sekitar 30 hingga 40 persen dari hospitalisasi varian Delta.
"Jadi walaupun kenaikannya cepat dan tinggi, jumlah kasusnya naik lebih cepat, tapi hospitalisasinya lebih rendah (dari Delta)."
Maka dari itu, ia mengingatkan masyarakat agar tidak panik jika terjadi kenaikan kasus yang tinggi, tapi harus tetap waspada.
"Sampai sekarang sudah lebih dari 500 orang yang kena Omicron dirawat di rumah sakit, yang pulang 300-an, yang butuh oksigen hanya tiga dan itu pun masih kategori ringan jadi tidak perlu sampai ventilator. Dari tiga orang itu, dua di antaranya sudah sembuh dan sudah pulang," kata Budi.
Â
Advertisement